Berita Banjar, (harapanrakyat.com), – Pembatasan Media Sosial (Medsos) pada 22 Mei sampai 25 Mei 2019 oleh pemerintah rupanya berdampak besar pada Sentra pakaian muslim dan bordir di Kota Banjar, Jawa Barat. Sejumlah pengusaha pakaian dan bordir di Kota Banjar ini mengaku kelimpungan dan berimbas pada omzetnya menurun.
Salah satunya dialami perusahaan Dian Bordir yang beralamat di jalan Brigjen M. Isa, Lingkungan Cipadung, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat.
Karena pembatasan Medsos oleh Pemerintah, tercatat omzet pendapatan perusahaan yang sehari-hari mengandalkan promosi di media sosial menurun drastis sampai puluhan juta rupiah.
“Dalam satu hari biasanya kita bisa meraup untung sampai 20 juta rupiah. Namun semenjak beberapa hari lalu, ketika Medsos dibatasai omzetnya menurun drastis,” ujar Gilang (19) karyawan Dian Bordir kepada HR Online, Sabtu (25/5/2019).
Menurutnya, Perusahaan Dian Bordir tempat dimana Gilang bekerja sekarang ini sangat mengandalkan media sosial. Medsos tersebut merupakan sarana untuk memasarkan produk hingga ke penjuru wilayah Indonesia.
“Kami berjualan sprei, bantal, guling, busana muslim, selimut, dan lain-lain itu lewat online. Paling jauh kami kirim barang sampai ke Makasar, Sulawesi Selatan,” katanya.
Gilang berharap, tidak ada lagi pembatasan media sosial oleh Pemerintah seperti yang terjadi kemarin. Pembatasan tersebut dinilai sangat merugikan perusahaan tempat Gilang bekerja.
“Semoga pembatasan Medsos ini jangan pernah ada lagi, jika ada lagi pengusaha pakaian dan bordir di Banjar bisa bisa pada bangkrut,” pungkas Gilang.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah membatasi penggunaan Media Sosial. Sejumlah pengguna tidak bisa mengirim gambar dan video Facebook, WhatsApp, dan Instagram. Tujuan dari pembatasan media sosial tersebut, adalah untuk menangkal hoaks yang beredar terutama terkait kerusuhan 22 Mei 2019. (Hermanto/R7/HR-Online)