Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Aliran listrik PLN di wilayah Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran mati saat penghitungan surat suara pada Pemilu serentak hari ini, Rabu (17/4/2019).
Listrik mati sekitar pukul 17.30 WIB, salah satunya terjadi di TPS 10 Dusun Citarunggang, Desa Pangkalan, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, para petugas KPPS terpaksa menghentikan penghitungan surat suara.
Henri Kamil salah seorang angota Panwascam Langkaplancar mengatakan, sebagian besar wilayah Langkaplancar PLN mati, hal tersebut menghambat penghitungan surat suara yang sedang dilakukan.
“Karena tidak semua TPS menyediakan Genset maka penghitungan surat suara dihentikan untuk sementara waktu,” katanya.
Apabila rekapitulasi penghitungan surat suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau kurang mendapat penerangan cahaya, menurut Henri, pengawas Pemilu harus merekomendasikan rekapitulasi ulang hasil penghitungan suara tersebut.
“Maka menurut hemat saya lebih baik dihentikan sementara waktu, atau disarankan untuk menggunakan alat penerangan yang memadai seperti Genset,” katanya.
Sampai berita ini diturunkan listrik belum juga menyala, sementara penghitungan baru sampai surat suara untuk Pilpres dan DPR RI saja. “Masih tersisa tiga kotak suara, yakni DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/kota,” kata Henri.
Terima 5 Surat Suara, Warga Bingung Ketika Mencoblos
Sementara itu, beberapa warga mengaku kebingungan saat berada di bilik suara, pasalnya mereka menerima 5 surat suara berbeda dengan pilihan partai yang cukup banyak untuk pilihan anggota legislatif DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI dan juga DPD.
Baca Juga: Pemilu 2019 di Ciamis, Warga Mengaku Kesulitan dan Bingung Saat Mencoblos
Jaenah, misalnya, salah satu warga yang mencoblos di salah satu TPS yang ada di Dusun Kalapagada, Desa Kalapasawit, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, mengatakan, dirinya kebingungan saat mendapatkan 5 surat suara pada pemilu 2019 ini. Menurutnya, selain karena terlalu banyak surat suara yang diterima, juga karena banyak calon yang tertera pada kertas suara.
“Bingung saya, apalagi tadi yang DPD RI banyak sekali dan kecil-kecil. Harusnya yang besar kayak surat suara calon presiden,” ucapnya usai mencoblos, Rabu (17/04/2019).
Tak hanya Jaenah, warga lainnya yang enggan disebutkan namanya juga mengaku kesulitan dalam hal melipat surat suara. Sehingga, saat dirinya mencoblos membutuhkan waktu cukup lama, padahal antrian sudah cukup panjang.
“Bagaimana tidak lama mencoblosnya, kertasnya banyak sekali dan tulisannya kecil. Selain itu, untuk melipatnya juga cukup ribet. Saya harap ini menjadi pemikiran bersama agar ke depan model pemilihan bisa mempermudah masyarakat,” ujarnya. (Enceng/R7/HR-Online)