Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- UPTD Kursus Latihan Kerja (KLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Ciamis, menyelenggarakan program pelatihan berbasis kompetensi tahun 2019. Program pelatihan tersebut dilaksanakan di Gedung UPTD KLK Ciamis, Kecamatan Cijeungjing.
Plt. Kepala UPTD KLK Ciamis, Yudy Hendriana, S.IP, ketika ditemui Koran HR, Selasa (23/04/2019), menuturkan, program pelatihan tersebut dibiaya oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemenaker RI), melalui Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bandung tahun anggaran 2019.
Yudy menyebutkan, program pelatihan berbasis kompetensi ini terdiri dari pelatihan pengolahan hasil pertanian, pelatihan service motor konvensional, pelatihan pengoperasian komputer, bordir dan tata rias. Pelatihan tersebut diikuti 128 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Ciamis.
“Alhamdulilah, antusias masyarakat untuk mengikuti pelatihan makin bertambah. Artinya pelatihan ini sangat diminati masyarakat Ciamis,” tuturnya.
Menurut Yudy, program pelatihan tersebut tidak dipungut biaya alias gratis. Sehingga, masyarakat yang ingin mengikutinya cukup tinggi. Untuk itu, pihaknya terpaksa harus menyeleksi calon peserta.
“Pelatihannya kan dibiayai pemerintah, peserta diberi seragam, makan satu kali sehari dan juga uang transport,” katanya.
Sayangnya, kata Yudy, di saat banyak masyarakat ingin mendapatkan program pelatihan, fasilitas bangunan yang dimiliki pihaknya kurang memadai. Padahal, kata Yudy, pihaknya sudah banyak melahirkan peserta yang kini berhasil membuka usaha sendiri.
Antusiasme Peserta Latihan Kerja Diapresiasi
Pada kesempatan yang sama, Ibar Sobari, S.T Ditjen Binalattas perwakilan dari Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bandung, mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat Ciamis untuk mengikuti pelatihan kerja.
Ibar mengakui, fasilitas alat pelatihan di Kabupaten Ciamis sudah baik. Akan tetapi, fasilitas gedung sangat menghawatirkan. Pasalnya, atap kantor sudah dipasang penyangga bambu, sementara temboknya sudah retak. Bahkan, ruangan keahlian sangat sempit , sehingga tidak memungkinkan menampung banyak peserta.
“Padahal bangunan ini sudah sering dijadikan tempat pelatihan kerja,” katanya.
Menurut Ibar, dari 18 UPTD KLK binaan yang terbagai di 3 Provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bangka Belitung, hanya fasilitas gedung UPTD KLK Ciamis yang paling kecil dan paling menghawatirkan.
“Kami tidak bisa masuk ke ranah fasilitas gedung. Karena itu ranahnya Pemerintah Kabupaten. Tetapi kalau fasilitas alat praktek, itu ranah kami,” ujarnya.
Bupati Diminta Perhatikan Bangunan UPTD KLK
Di tempat terpisah, Ketua PMII Kabupaten Ciamis, Ropik Muhsin, meminta Bupati Ciamis memperhatikan kondisi bangunan UPTD KLK Disnaker yang ada di jalan Ciamis-Banjar, tepatnya di depan Kantor Nahdlatul Ulama Kabupaten Ciamis.
“Kenyamanan dalam pelatihan juga harus jadi perhatian. Agar menghasilkan pelatihan yang maksimal. Untuk menghasilkan pekerja yang ahli, salah satu yang harus diperhatikan adalah ketersediaan fasiltas gedung yang layak,” katanya.
Menurut Ropik, harusnya di gedung Balai KLK Ciamis juga tersedia mess dan tempat pelatihan yang lebih luas. Mess dapat digunakan peserta untuk menginap selama masa pelatihan, sehingga tidak perlu pulang pergi.
“Kalau menginap peserta bisa fokus, tidak memikirkan bagaimana besok datang ke tempat pelatihan bahkan kalau ada yang tidak mengerti bisa berbagi sesama peserta,” ujarnya.
Sementara Sekretaris Disnaker Kabupaten Ciamis, Asep Dedi, mengakui, fasilitas alat pelatihan di UPTD KLK Kabupaten Ciamis sudah cukup refresentatif. Namun, yang menjadi kendala saat ini adalah fasilitas gedung.
Asep Dedi, mengatakan, pihaknya sudah berupaya mengusulkan perbaikan fasilitas gedung melalui RPJMD. Bahkan, tahun 2018 pihaknya sudah mencoba mengusulkan untuk pindah lokasi ke bangunan yang tidak terpakai.
“Kami berharap kedepan pemerintah daerah bisa merealisasikan untuk membangun gedung UPTD KLK Kabupaten Ciamis yang lebih refresentatif,” katanya. (Heri/Koran HR)