Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Keberadaan batu yang ada di halaman situs Astana Gede Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat memiliki kisah unik. Konon batu yang dinamai Batu Jubleg atau disebut juga Sanghyang Bongkok ini sangat kuat, hingga tak bisa dihancurkan. Selain itu, barang siapa yang berbuat mesum di sekitar batu ini, konon bisa celaka atau bahkan kesurupan.
Kisah keberadaan Sanghyang Bongkok berawal pada tahun 2008, saat Pemerintah Desa setempat membuat lapang sepak bola. Awalnya batu tersebut terlihat sama seperti batu-batu lainnya, namun ketika akan dihancurkan untuk memuluskan pembangunan lapang, malah alat berat yang digunakan, mesinnya mati mendadak. Bukan itu saja, ada pula warga yang berusaha menghancurkan batu malah meninggal tiba-tiba setelah beberapa hari.
“Pada saat pengerjaan lapangan di Astana Gede, Kawali ini, hingga lapang selesai dibangun banyak ditemukan peningalan-peninggalan berupa keramik dan benda lainnya yang berkaitan dengan sejarah,” kata Fahmi Haqulyakin, warga Kawali yang dikenal pula sebagai budayawan muda, Selasa (08/04/2019).
Menurut Fahmi, seharusnya batu tersebut bisa dihancurkan oleh alat berat, seperti beko, namun hal itu sia-sia, karena menggunakan alat berat pun, bukannya hancur, malah batu itu seperti makin susah untuk dipecah. Bahkan saat itu, kata Fahmi, orang pintar juga didatangkan untuk membantu memecahkan batu, ritual pun dijalankan. Tapi, upaya itu pun tidak membuahkan hasil.
“Pemerintah Desa kemudian mendatangkan ahli benda purbakala, karena khawatirnya itu batu merupakan batu peninggalan sejarah. Tapi para ahli tidak menemukan jejak sejarah pada batu tersebut, hanya batu biasa saja,” terangnya.
Bukan sekedar tak bisa dihancurkan, kejadian-kejadian mistis juga sering terjadi di sekitar batu tersebut. Beberapa warga sekitar Astana Gede Kawali mengaku melihat kakek berjubah putih, berjenggot panjang dengan badan membungkuk, kakek tersebut terlihat sedang menngeliling batu dan terakhir terlihat duduk di atas batu. Kejadian gaib ini membuat batu tersebut dinamai Sanghyang Bongkok.
Pemerintah Desa kemudian berinisiatif untuk menaungi Sanghyang Bongkok ini dengan saung. “Ketika ada yang melakukan hal negatif di dekat batu tersebut, seperti mabuk, berpacaran atau hal lainnya, maka orangnya bisa mengalami kecelakaan atau apes. Ada juga yang sampai kesurupan,” ujar Fahmi.
Hal senada dikemukakan oleh Budayawan Kawali, Dadang Kimos, ia membenarkan adanya kisah tentang batu yang tak bisa dihancurkan serta cerita mistis seputar batu tersebut.
“Memang betul batu tersebut, saat ditemukan hingga sekarang itu tidak bisa dihancurkan. Menurut saya, karena adanya cerita-cerita itu, maka orang kemudian takut dan merasa tidak yakin akan kemampuannya untuk memecahkan batu itu,” jelas Dadang.
Karena batu tersebut dianggap batu biasa, bukan prasasti ataupun peninggalan sejarah, Dadang tidak sepakat jika dibangun saung di atas batu tersebut.
“Hanya saja saya ingin ingatkan, batu ini jangan sampai dijadikan sebagai sarana kemusyrikan, bagaimana pun batu itu Cuma batu biasa,” pungkasnya. (Her2/R7/HR-Online)