Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) di Kabupaten Pangandaran mencapai 11% dari jumlah keseluruhan pinjaman yang disalurkan. Capaian tersebut merupakan NPL tertinggi di Jawa Barat. Tingginya kredit bermasalah ini menurut pihak Bank Indonesia disinyalir akibat isu tsunami yang berpengaruh pada rendahnya kunjungan wisatawan ke Pangandaran.
“Maraknya isu tsunami terkait potensi gempa ini berpengaruh terhadap sektor wisata dan perbankan di Jabar,” kata Kepala Bank Indonesia Jawa Barat, Doni P. Joewomo di Kantor BI Bandung, Senin lalu (25/3/2019).
Isu tsunami yang beredar, kata Doni, membuat wisatawan enggan untuk berlibur di Pangandaran, akibatnya banyak pengusaha yang punya pinjaman ke bank kesulitan untuk membayar angsuran.
Bank Indonesia mencatat, kredit bermasalah di Jawa Barat pada Februari lalu mencapai 2,97%. Selain Pangandaran, Kabupaten Sukabumi termasuk daerah dengan kasus kredit bermasalah yang cukup tinggi, yakni mencapai 6,5%. Kondisi tersebut, menurut Doni, sudah terjadi sejak Januari 2019 sampai saat ini.
“Ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Walaupun, sangat kecil dari sisi nilai, yakni tidak sampai 1% dari total penyaluran kredit di Jabar,” katanya.
Jika di Pangandaran, BI menyebut tingginya kredit bermasalah akibat isu tsunami, maka penyebab tingginya kredit bermasalah di Sukabumi belum diketahui pasti. “Apakah disebabkan gangguan di sektor pariwisata, kondisi perikanan, atau persoalan lainnya, BI masih mencari tahu,” terangnya.
Doni berharap tingginya kredit bermasalah di Jawa Barat, termasuk Pangandaran ini segera teratasi. Doni yakin, situasi seperti ini tidak akan berlangsung lama. Bank Indonesia berharap segera menemukan solusi, salah satunya ada kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai kredit macet.
“Di Yogyakarta, misalnya, ketika pasca bencana, solusi dari OJK itu diberi kompensasi. Di sini OJK yang memiliki kewenangan. Tapi, saat ini langkah yang bisa kami lakukan adalah mengajak ratusan bankir ke Pangandaran agar kemudian para bankir ini tahu potensi sebenarnya di sana,” ujar Doni.
Sementara, BI juga mencatat kredit yang disalurkan di seluruh Jawa Barat pada Februari 2019 mencapai 11,5%, hal ini menurut Doni, lebih tinggi dibandingkan Januari 2019 yang hanya mencapai 11,3%. Peningkatan ini rupanya terjadi pada kredit investasi dan kredit konsumsi. (Ndu/R7/HR-Online)