Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Penyalahgunaan obat-obatan di kalangan remaja di Kota Banjar, semakin hari kian memprihatinkan. Meski minuman keras (miras) langka di pasaran karena gencarnya razia dari kepolisian, namun tak membuat para oknum remaja kehilangan akal untuk bermabuk-mabukan.
Oknum remaja di Kota Banjar sendiri kini kembali marak mengonsumsi obat batuk merk Komix secara berlebihan dalam sekali minum, untuk mendapatkan efek “nge-fly” sebagai pengganti miras.
Diduga mabuk Komix dilakukan sebagian para oknum remaja di taman-taman atau ruang terbuka hijau yang ada di Kota Banjar. Hal itu terlihat dari banyaknya bungkus bekas obat batuk tersebut yang berserakan di sejumlah taman, bahkan ditemukan pula di kolong jembatan Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar.
Sedangkan, untuk lokasi taman, salah satunya tejadi di Taman Lansia, Jalan KH Mustofa, Lingkungan Banjarkolot, RW. 15, Kelurahan/Kota Banjar, di mana pada Sabtu (26/01/2019) malam, sekitar pukul 23.30 WIB, warga setempat memergoki sejumlah remaja tengah mabuk Komix.
Menurut informasi yang dihimpun Koran HR dari sejumlah warga, bahwa saat dimintai keterangan, para remaja yang tengah melakukan aktivitas tersebut sebagian bukan warga Banjar saja.
“Saya akui, setiap malam, khususnya malam Minggu, di taman ini memang kerap dipakai oleh para oknum remaja untuk mabuk Komix. Saya pernah memergokinya, tapi diantara mereka ada juga yang dari luar Banjar,” terang Yudi (44), salah seorang warga Banjarkolot, Senin (28/01/2019).
Hal sama dikatakan Andi (39), warga Banjar lainnya. Menurut dia, masyarakat menjadi resah dengan maraknya para oknum remaja yang mabuk-mabukan obat batuk jenis Komix. “Jujur, kami resah dengan maraknya remaja yang mabuk Komix,” tandas Andi.
Ketua RW setempat, Joko, mengatakan, sebetulnya dirinya pun sudah beberapa kali mengimbau kepada remaja yang sering “ngomix” di Taman Lansia ini. Bahkan, sudah beberapa kali meminta kepada instansi terkait supaya menambah lampu penerangan di taman tersebut.
“Dari awal warga di sini tidak setuju dengan adanya taman. Bukan berarti menghambat program pemerintah, tapi ya seperti ini yang dikhawatirkan malah dijadikan tempat untuk berbuat negatif. Selain itu, warga juga meminta kepada instansi terkait untuk memasang lampu penerangan di sekitar taman, karena lampu yang sudah ada dirasa kurang terang lantaran sebagian sudut taman masih ada yang gelap gulita jika malam hari,” kata Joko.
Sementara itu, terkait maraknya remaja mengonsumsi obat Komix secara berlebihan, dr. Sari W Wiharso, menjelaskan, bahwa dalam kandungan obat batuk Komix itu terdapat Dextromethorphan yang fungsinya menekan reflek batuk melalui otak. Namun, apabila digunakan dalam jumlah berlebih akan menyebabkan efek nge-fly.
“Ini yang sering disalahgunakan. Efek sampingnya bikin ngantuk, tapi bila dalam jumlah banyak bisa menyebabkan halusinasi, dan bisa menyebabkan ketergantungan,” jelasnya.
Selain itu, lanjut dr. Sari, jika terus dikonsumsi secara berlebihan juga akan menimbulkan depresi karena sakau yang akibatnya dapat menyebabkan kerusakan otak, gangguan tidur, jantung berdebar-debar, dan gelisah. Bahkan, jika over dosis bisa menyebabkan koma hingga berujung kematian.
“Kasus kenakalan remaja seperti ini perlu penanganan bersama. Mulai dari orang tua, guru, tokoh agama, dan masyarakat. Kalau menurut saya, peran keluarga dalam mendidik sangat penting, tentunya dalam hal positif. Sehingga, anak menjadi manusia yang berkarakter kuat dan punya prinsip hidup,” tandasnya. (Hermanto/Koran HR)