Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-Rumah milik Rahmat alias Huis (54), warga blok Cileungsing Dusun Gunungsari RT 04/ RW 03 Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, nyaris hancur tertimpa longsor saat terjadi hujan deras yang mengguyur wilayah Ciamis dan sekitarnya, Senin (11/02/2019), sekitar pukul 17.00 WIB. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut.
Hanya saja, separuh bangunan rumah beserta beberapa perabot rumah tangga milik korban rusak tertimpa rerentuhan material tebing setinggi sekitar 10 meter tersebut. Kini, keluarga korban harus mengungsi ke rumah tetangganya. Selain bangunan rumahnya sudah tidak layak huni akibat tertimpa longsor, juga dimungkinkan akan terjadi longsor susulan.
Ketua RW 03 Dusun Gunungsari, Desa Panyingkiran, Iking, mengatakan, diduga longsor dipicu dari saluran drainase yang tersumbat. Ketika terjadi hujan deras, tambah dia, draninase yang berada di atas tebing tidak bisa mengalirkan air. Akibatnya, air hujan meluber di atas tebing dan mendorong tanah yang kemudian terjadi longsor.
“Kebetulan di bawah tebing itu terdapat rumah Pak Rahmat. Jadi, ketika tebing mengalami longsor, langsung menghantam bangunan samping rumahnya,” ujarnya.
Iking menambahkan rumah korban kini sudah tidak layak huni lagi. Karena dinding samping rumahnya jebol akibat hantaman material longsor. “Pak Rahmat beserta keluarganya terpaksa harus mengungsi ke rumah tetangganya,” katanya.
Sementara itu, menurut korban, Rahmat, kejadian longsor yang menimpa rumahnya sudah yang kedua kalinya. Namun, kata dia, longsor kali ini lebih parah hingga menghancurkan separuh bangunan rumahnya. “Ruangan rumah yang tidak mengalami kerusakan hanya bagian dapur saja. Karena tebing yang longsor posisinya berada di samping rumah,” ujarnya.
Beberapa menit sebelum terjadi longsor, lanjut Rahmat, dirinya tengah berada di dalam rumah. Menurutnya, sebelum terjadi longsor, dirinya melihat air cukup deras turun dari atas tebing. “Tidak biasanya air cukup deras turun dari atas tebing. Waktu itu saya sudah menduga tidak bakalan lama lagi akan terjadi longsor. Ketika melihat situasi seperti itu saya langsung lari menjauh dari rumah,” ujarnya.
Beruntung, kata Rahmat, anggota keluarganya sudah lebih dulu meninggalkan rumah. Sehingga, ketika terjadi potensi longsor, dia langsung lari tanpa harus menyelamatkan anggota keluarganya. “Kalau hujan deras, saya pasti menyuruh istri dan anak saya untuk segera meninggalkan rumah. Karena memang khawatir terjadi longsor,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Tagana Kabupaten Ciamis, Ade Deni, mengatakan, pihaknya belum melakukan evakuasi membersihkan material longsor. Karena, ketika beberapa anggotanya turun ke lokasi longsor masih terdengar suara retakan tanah. “Akhirnya kami memutuskan untuk menghentikan evakuasi. Selain kondisinya malam hari, juga khawatir terjadi longsor susulan yang membahayakan anggota kami,” ujarnya.
Proses evakuasi, kata Ade, rencananya akan dilanjutkan pagi hari. Itupun apabila kondisi cuaca memungkinkan atau tidak terjadi hujan. “Kalau terjadi hujan lagi, kemungkinan akan kembali longsor. Sebab, suara retakan tanah menandakan bahwa tanah tersebut labil dan besar kemungkinan kembali terjadi longsor,” pungkasnya. (R2/HR-Online)