Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pohon bunut yang tumbang beberapa waktu lalu di kawasan Cagar Budaya Situs Astana Gede Kawali, sampai sekarang belum selesai dievakuasi. Akibatnya, kondisi itu membuat kawasan Situs Astana Gede Kawali terlihat sareukseuk.
Dede Wirya, warga setempat, ketika ditemui Koran HR, Senin (04/02/2019), menuturkan, evakuasi pohon bunut yang tumbang belum sepenuhnya rampung. Karenanya, kawasan Situs Astana Gede Kawali kondisinya tidak sedap dipandang mata.
“Evakuasinya belum tuntas. Evakuasi yang dilakukan baru sebatas memotong dan memindahkan batang kayu yang menghalangi jalan. Sedangkan sebagiannya lagi dibiarkan. Selain menutupi lapangan sepakbola, reruntuhan pohon bunut itu menimbulkan kesan sareukseuk ,” katanya.
Senada dengan itu, Adang, warga lainnya, ketika dimintai tanggapan, Senin (04/02/2019), mengaku khawatir kabel listrik yang kini menyentuh tanah akibat tertimpa pohon bunut itu memakan korban.
“Tidak menutup kemungkinan, meski kabel dalam keadaan terbungkus, bisa saja terjadi ada kebocoran setelah tertimpa pohon bunut. Sayangnya pihak PLN sendiri terkesan mengabaikannya. Padahal lokasi tersebut ramai dilewati orang,” katanya.
Juru Pelihara Situs Astana Gede, Yaya, ketika ditemui Koran HR, Senin (04/02/2019), membenarkan paska tumbangnya pohon bunut mengakibatkan kawasan sekitar Situs Astana Gede semerawut.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa, karena tidak punya kewenangan dan juga tidak ada perintah, sehingga dibiarkan begitu saja,” katanya.
Sementara itu, Petugas Karcis Situs Astana Gede Kawali, Lia Apriliani, ketika ditemui Koran HR, Senin (04/02/2019), menduga, proses evakuasi pohon bunut yang tumbang itu terkendala masalah biaya.
“Terlebih, pada evakuasi pertama, petugas terkendala adanya odeng, sehingga petugas ketakutan,” katanya.
Yanto, pengunjung Situs, ketika dimintai tanggapan, Senin (04/02/2019), mengatakan, evakuasi pohon tumbang semestinya cepat dirampungkan. Karena jika tidak, bukan hanya kesan semerawut saja, akan tetapi menggangu aktifitas para pecinta olahraga. Sebab, sebagian reruntuhan pohonnya menutupi lapangan sepakbola. (Dji/Koran HR)