Berita Gaya Hidup, (harapanrakyat.com),- Banyak orang yang melakukan olahraga untuk mengecilkan perut buncit. Sebab, mereka yang memiliki perut membuncit akibat kelebihan lemak rata-rata merasa kurang percaya diri saat melakukan aktivitas yang melibatkan banyak orang.
Karena itulah, sebagian dari mereka selalu melakukan olahraga untuk mengecilkan perut buncit. Meskipun banyak juga orang yang tahunya kalau kelebihan lemak di perut itu disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat. Sehingga mereka berfikir cukup dengan menjaga pola makan saja.
Dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (09/02/2019), para ilmuwan menjelaskan soal hubungan antara melakukan olahraga dengan mengecilkan perut yang membuncit.
Berdasarkan laporan riset tertanggal 27 Desember 2018, mengungkap bahwa sebuah pensinyalan sel yang disebut interleukin-6 punya peran penting dalam proses mengecilkan perut buncit melalui olahraga.
Laporan yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism itu para ilmuwan melakukan penelitian selama 12 minggu terhadap sejumlah penderita obesitas yang rutin olahraga bersepeda.
Hasilnya, ternyata dengan olahraga bersepeda mampu mengikis lemak viseral dalam perut secara signifikan. Perlu diketahui bahwa lemak viseral adalah lemak jahat yang ditemukan di dalam rongga perut.
Tetapi hal itu tidak terjadi pada penderita obesitas yang tidak melakukan olahraga bersepeda namun diberi tocilizumab, yakni obat yang menghalangi pensinyalan interleukin-6. Meskipun obat tersebut ampuh, tapi bagi penderita radang sendi sangat berbahaya karena dapat meningkatkan kadar kolesterol.
“Jadi pada intinya adalah melakukan olahraga secara rutin. Kita tahu bahwa olahraga itu baik bagi kesehatan. Namun kita pun semakin tahu kalau olahraga itu memang benar-benar mampu mengurangi massa lemak perut, sekaligus risiko penyakit kardio-metabolisme,” terang Anne-Sophie Wedell-Neergaard, penulis penelitian dalam tersebut dari University of Copenhagen.
Ancaman Bahaya
Lemak di perut tak hanya dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardio-metabolisme, tapi juga demensia, kanker, dan semua penyakit penyebab kematian. Namun, dengan melakukan aktivitas fisik mampu mengurangi jaringan lemak viseral yang mengelilingi organ-organ internal di dalam rongga perut.
Meski demikian, namun mekanisme yang mendasari dari temuan ini masih belum jelas. Sejumlah peneliti menduga hormon epinefrin yang menjadi penyebab efek tersebut. Tapi, Wedell dan Helga Ellingsgaard, penulis lainnya dari University of Copenhagen, mencurigai kalau interleukin-6 yang memainkan peran penting.
Dalam hal ini, interleukin-6 mengatur metabolisme energi, dan merangsang pemecahan lemak pada orang sehat, yang dilepaskan dari otot rangka selama penderita obesitas beraktivitas olahraga.
“Sepengetahuan kami, ini adalah riset pertama yang menunjukkan kalau interleukin-6 punya peran fisiologis dalam mengatur massa lemak viseral pada manusia,” jelas Wedell.
Dalam penelitian berikutnya, para ilmuwan akan menguji kemungkinan apakah karbohidrat atau lemak yang digunakan untuk menghasilkan energi dalam berbagai kondisi.
Selain itu, para peneliti juga akan menyelidiki apakah interleukin-6 dapat diberikan sebagai suntikan sehingga bisa mengurangi massa lemak viseral secara cepat. “Kami butuh pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai peran interleukin-6 untuk mengetahui implikasinya,” tandas Wedell. (Eva/R3/HR-Online)