Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Meski hampir semua SMA dan SMK di Kota Banjar siap menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada akhir Maret hingga awal April 2019 mendatang. Namun, kekhawatiran listrik padam mendadak saat ujian berlangsung masih menghantui pihak sekolah. Apalagi rata-rata sekolah tak memiliki fasilitas genset yang memadai.
Seperti diungkapkan Kepala SMAN 2 Kota Banjar, Barnas, yang mengakui, meski sekolahnya sudah siap menggelar kembali UNBK, namun tetap ada kekhawatiran listrik tiba-tiba padam, atau terjadi terkenda server “ngadat” pada waktu ujian nanti.
“Supaya kemungkinan itu tidak sampai terjadi, tentunya kami melakukan koordinasi dengan PLN. Untuk bentuk antisipasi lainnya, kita tetap harus menyiapkan genset. Sekolah memang punya genset, tapi itu kapasitas mesinnya tak bisa menunjang pasokan listrik untuk sekitar 100 unit komputer,” tuturnya, saat ditemui Koran HR, Jum’at (15/02/2019).
Menurut Barnas, sekolahnya terpaksa harus mampu mencari atau menyewa genset yang lebih besar kapasitasnya ke pihak lain. Terlebih hal itu sudah diintruksikan oleh provinsi. Pihaknya pun berharap ada bantuan genset pinjaman dari pihak PLN. Tetapi menurutnya hal itu tak mungkin, karena PLN juga memiliki keterbatasan jumlah, apalagi sekarang jumlah sekolah yang melaksanakan UNBK mandiri bertambah.
Namun, Barnas juga menegaskan, bahwa pada prinsifnya, sebanyak 300 lebih siswanya siap mengikuti UNBK pada dua bulan mendatang. Untuk simulasi pun sudah dilakukan dua kali dan baru beres dua minggu lalu.
Senada dikatakan Kepala SMKN 3 Kota Banjar, Maryuanda. Pihaknya juga mengkhawatirkan pasokan listrik yang minim akan mengganggu proses UNBK. Untuk mengantisipasinya, kini sekolahnya pun sedang berpikir mencari genset yang bias disewa.
“Setidaknya sekolah kami ini membutuhkan generator yang besar, yakni 60 ribu watt, sebagaimana kebutuhan pasokan listrik untuk sekitar 200 unit komputer yang akan digunakan oleh sekitar 485 peserta ujian,” terangnya.
Menurut Maryuanda, keharusan menyiapkan genset agar bisa mengantisipasi sewaktu-waktu kemungkinan terjadi pemadaman listrik. Untuk itu, pihaknya pun sudah melakukan koordinasi dengan PLN, dan pihak PLN sendiri sudah menyanggupi hal tersebut.
“Meski begitu, tetap bagaimana pun harus diantisipasi, sebab padamnya listrik itu juga salah satunya bisa oleh cuaca atau faktor alam. Untuk sewa genset, ya gimana lagi, kita harus siapkan biaya tambahan,” tukasnya.
Maryuanda menandaskan kalau sekolahnya sudah berupaya menyiapkan sarana dan prasarana pendukung UNBK. Seperti melengkapi jumlah unit komputer, menaikan daya listrik dan menguatkan jaringan internet. Jadi tinggal mencari genset untuk mengantisipasi listrik padam.
Kepala SMAN 1 Kota Banjar, Ahmad Sobana, juga mengakui bahwa memang kendala listrik masih menjadi momok bagi sekolah, mengingat minimnya ketersedian genset yang dimiliki.
Untuk itu, pihak sekolahnya juga tak harus tetap menyiapkan genset yang kapasitasnya memenuhi pasokan listrik sesuai kebutuhan disaat melaksanakan UNBK, yakni sekitar 50 ribu watt.
“Jika kami harus sewa genset sebesar yang dibutuhkan itu, maka akan ada biaya yang harus disiapkan. Biaya ini nantinya akan dimasukan dalam rencana pembiayaan sekolah dalam perubahan 2019,” terangnya.
Namun, dirinya memastikan bahwa SMAN 1 Kota Banjar siap dan belum menemui kendala untuk pelaksanaan UNBK April mendatang. Adapun jumlah total peserta UNBK di sekolahnya mencaai 400 lebih siswa yang rencananya akan dibagi menjadi 3 sesi. (Nanks/Koran HR)