Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Sejumlah aktivis dan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Peduli Infrastruktur Ciamis menggelar aksi unjuk rasa di tugu reflesia Alun-alun Ciamis, Jawa Barat, Senin (18/02/2018). Dalam aksinya, mereka menuntut pihak berwenang agar melakukan audit terhadap proyek revitalisasi Alun-alun Ciamis yang menghabiskan anggaran sebesar Rp. 2,3 milyar. Mereka juga mensinyalir terdapat penyimpangan anggaran dalam proyek tersebut.
Dalam kesempatan itu, para aktivis membentangkan kain putih bertuliskan, ”Audit Pembangunan Alun-alun Ciamis,”. “Kami menuntut dinas terkait untuk transparan membuka rincian rencana biaya proyek tersebut. Sebab, proyek yang menghabiskan anggaran Rp. 2,3 milyar ini disanksikan publik, karena dianggap hasil pembangunannya tidak sebanding dengan besarnya anggaran,” tegas Koordinator aksi, Andy Ali Fikri, dalam orasinya.
Menurut Andy, penting dilakukan audit untuk membuktikan apakah benar atau tidak pada proyek tersebut terdapat penyimpangan anggaran. Karena setelah hasil pembangunan revitalisasi Alun-alun Ciamis disanksikan publik, muncul kegaduhan di masyarakat Ciamis.
“Kalau melihat sepintas kondisi proyek ini, memang tidak salah apabila banyak orang yang menyangsikan. Sebab, proyek yang menghabiskan anggaran milyaran ini perubahannya hanya pada paving blok dan beberapa tembokan tempat duduk serta taman yang terlihat tidak sebarapa mahal,” ungkapnya.
Pada penggantian paving blok pun, lanjut Andy, tidak dipasang di semua area. Dia melihat ada beberapa titik yang tidak dilakukan penggantian paving blok baru. Atas adanya kejangggalan ini, kata dia, pihaknya tergerak untuk melakukan aksi dan juga tengah mengumpulkan data guna memastikan apakah pada proyek tersebut terdapat indikasi penyimpangan anggaran atau tidak.
“Kalau ternyata kami menemukan bukti adanya dugaan penyimpangan anggaran, maka tidak akan segan untuk melaporkan temuan itu ke pihak kejaksaan dan meminta untuk diusut secara tuntas,” tegasnya.
Selain itu, kata Andi, pihaknya pun meminta kepada Pemkab Ciamis untuk segera mengganti tugu bunga reflesia yang masih berdiri tegak di Alun-alun Ciamis. Menurut dia, bunga refresia atau bunga bangkai tidak memiliki filosofi yang baik. “Memang tugu raflesia ini dulunya dibangun sebagai simbol sebuah tumbuhan yang pertama kali ditemukan di Pangandaran. Tetapi, Pangandaran kini sudah berpisah dari Ciamis. Dan tugu raflesia perlu diganti oleh simbol budaya dan sejarah Ciamis,” tegasnya.
Ditemui di tempat terpisah, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis, Oman Rohman, membantah adanya penyimpangan pada proyek Revitalisasi Alun-alun Ciamis. Dia mengaku pembangunan taman Alun-alun sudah sesuai dengan detail enginering design (DED) serta rincian rencana biaya yang ditetapkan pada anggaran.
“Saat ini proyek tersebut sedang dalam proses audit BPK RI. Jadi, jangan dulu menduga sebelum ada bukti yang kuat,” ungkapnya, saat ditemui di kantornya, Senin (18/02/2019).
Sementara terkait tugu bunga raflesia, menurut Oman, sudah ada rencana untuk diganti dengan mamakai simbol kedaerahan Ciamis Namun, penggantian tugu belum direalisasikan karena anggarannya tidak cukup.
“Nanti kalau anggarannya sudah ada, kami akan berembuk dengan tokoh, budayawan dan seluruh stakeholder Ciamis untuk membicarakan terkait penggantian tugu ini diganti oleh simbol apa. Bila perlu kami akan menggelar sayembara sebagai bentuk upaya menjaring aspirasi dari ide-ide masyarakat,” pungkasnya. (Fahmi/R2/HR-Online)