Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Kabupaten Pangandaran berada di urutan ke 16 dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia sebagai daerah rawan bencana. Sedangkan di Jawa Barat berada di urutan ke 5.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, mencatat ada 110 kali bencana sepanjang tahun 2018 yang terjadi di Kabupaten Pangandaran.
Kepala BPBD Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena, mengatakan, selama tahun 2018, pihaknya mencatat terjadi 110 bencana di Kabupaten Pangandaran, dengan rincian banjir 2 kali, angin kencang 48 kali, longsor 10 kali, dan kebakaran 50 kali.
Kecamatan yang paling sering terjadi longsor diantaranya Langkaplancar, Cigugur, Sidamulih dan Pangandaran. Kemudian, bencana banjir kerap terjadi di Kecamatan Pangandaran, Parigi, Cijulang dan Kecamatan Kalipucang.
“Sedangkan, angin kencang dan kebakaran menyebar di semua kecamatan. Atas kondisi tersebut, kami menghimbau kepada semua masyarakat agar selalu waspada, dan meningkatkan kesiagaan dari ancaman bencana, seauai dengan karakteristik daerahnya masing masing,” kata Nana, kepada HR Online, Jum’at (04/01/2019).
Ia juga menjelaskan, bahwa ancaman bencana yang paling berbahaya adalah tsunami, karena Kabupaten Pangandaran mempunyai bentangan pantai yang sangat luas. Sementara, alat pendetekai tsunami yang dimiliki hanya ada dua unit. Padahal menurutnya, jika melihat luasan kawasan pantai di Kabupaten Pangandaran, idealnya harus memiliki minimal 30 unit alat pendeteksi tsunami.
“Karena pemerintah daerah belum punya anggaran untuk alat tersebut, maka kami sarankan kepada perusahaan hotel yang berada di kawasan pantai mempunyai alat pendeteksi tsunami, terutama hotel-hotel yang bonafid ,” tandas Nana. (Cenk/R3/HR-Online)