Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa Cibadak, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, membuat terobosan dengan merealisasikan gagasan untuk mendirikan puluhan bangunan ‘Hotel’ di kawasan Bukit Pasir Jengkol, tepatnya di Dusun Cibereum.
Namun, ‘Hotel’ yang dibangun BUMDes Cibadak tersebut bukan ditujukan untuk menginap tamu sepertihalnya di lokasi wisata, melainkan bangunan tersebut ditujukan untuk menampung dan menyimpan hewan peliharaan atau ternak.
Divisi Peternakan BUMDes Cibadak, Aep, saat ditemui Koran HR di lokasi, Senin (07/01/2019), membenarkan, BUMDes Cibadak saat ini sedang menggagas sebuah lokasi wahana wisata agrobisnis yang akan diberinama ‘Pangangonan Farm’.
Aep menjelaskan, di lokasi tersebut akan didirikan sebuah tempat wisata yang akan menyuguhkan panorama berbeda. BUMDes Cibadak akan memperkenalkan ikon peternakan serta hamparan perkebunan yang ditumbuhi berbagai tanaman yang bisa menyita perhatian wisatawan.
“Kami sedang merintis wahana wisata yang berbeda. Sebagai ikonnya, kami akan membuat suguhan peternakan. Salah satunya adalah ternak domba. Insyaallah akan kami kelola sesuai rencana. Kenapa kandang dinamakan Hotel, tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat dengan cara belajar investasi dalam dunia peternakan,” katanya.
Menurut Aep, BUMDes Cibadak sedang menggalakkan masyarakat untuk mau mengurus domba. Modalnya dari BUMDes. BUMDes memberikan hewan domba untuk diternak oleh masyarakat. Untuk masyarakat yang tidak mempunyai kandang, mereka tidak akan merasa kebingunan karnakan BUMDes sudah menyiapkannya.
Selain itu, kata Aep, BUMDes Cibadak juga membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin ikut andil menanamkan modal. Caranya dengan membeli domba untuk dibesarkan. BUMDes pun menyiapkan fasilitas Hotel dombanya.
Hotel domba ini kata Aep, ditujukan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi dengan cara menyimpan ternak dombanya untuk diurus oleh masyarakat yang sudah tergabung dalam keluarga besar BUMDes.
“Nanti di akhirnya, kami adakan MoU bagi hasil. Hasilnya tentu bukan untuk BUMDes semata, tapi juga untuk masyarakat yang mengurusnya. Jadi, sisi manfaatnya adalah memberdayakan masyarakat Desa Cibadak,” kata Aep.
Untuk melengkapi wisata peternakan ini, lanjut Aep, BUMDes Cibadak juga menyediakan beberapa hewan ternak lain, seperti kelinci dan ayam khas Ciamis. Selain itu, aneka tanaman pangan yang bisa langsung dinikmati oleh pengunjung.
“Ini bertujuan untuk menyedot perhatian wisatawan, terutama peserta didik. Wahana tersebut juga akan dikemas menjadi wisata edukasi. Didalamnya memperkenalkan soal tata cara memelihara hewan ternak dengan baik, dari mulai ngasih pakan hingga memandikannya. Selain itu, di sekitaran lokasi juga dibangun bumi perkemahan serta hamparan kebun jagung. Jadi nantinya wisatawan bisa menikmati jagung bakar dengan cara memetik dan membakarnya langsung di lokasi sambil menikmati alam terbuka. Di lahan seluas 31 hektar itu juga akan disediakan sport center,” katanya.
Kepala Desa Cibadak, Olis Nurholis, ketika ditemui Koran HR, Senin (07/01/2019), mengatakan, ide serta gagasan membuka lahan wisata agro dan wisata peternakan tersebut adalah hasil inisiatif dari pengurus BUMDes. Pihaknya pun mendukung penuh kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah, idenya sangat bagus dan sangat berpotensi. Selain berwacana membuka lahan wisata, sisi pemberdayaan masyarakatnya pun akan tergali. Maka dari itu, kami siapkan lahan seluas 3,5 hektar dari total 31 hektar. Jika sudah berjalan, kemungkinan besar kami akan membebaskan lahan lagi. Kebetulan tanah pangangonan ini statusnya milik Pemerintah Desa Cibadak,” katanya.
Menurut Olis, lahan tersebut selama ini digarap warga sekitar. Namun jika nanti akan dipakai oleh BUMDes, masyarakat juga bersedia menyerahkan lahan garapannya. Apalagi selama ini mereka menggarap lahan itu secara cuma-cuma alias tanpa dibebani sewa.
Olis menuturkan, pengembangan potensi wisata tersebut akan membawa dampak positif, yakni memberdayakan masyarakat dengan cara meningkatkan SDM serta penghasilan. Kalau sudah berjalan, masyarakat penggarap juga masih bisa berkarya di bidang pertanian. Tapi nanti akan lebih terkoodinir dan terarah. (Suherman/Koran HR)