harapanrakyat.com,- Anak sapi atau pedet-pedet hasil inseminasi buatan (IB) yang digratiskan kepada sejumlah peternak di Kota Banjar melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB), kini sudah menuai hasil yang cukup baik.
UPSUS SIWAB merupakan program yang dicanangkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian RI sejak 2016 lalu, dengan tujuannya agar terjadi loncatan populasi pada ternak sapi. Sementara, di Kota Banjar sendiri baru dijalankan dari 2017. Meski baru berjalan dua tahun namun sudah menampakan hasil yang cukup baik.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar, Aswin, mengatakan, hasil IB dari program ini untuk jenis sapi persilangan Simental dengan Limosin yang dijalankan di Kota Banjar, capaiannya cukup bagus sehingga bisa dikatakan berhasil.
“Alhamdulillah, capaian kinerja program tahun anggaran 2018 ini cukup menggembirakan, realisasi terlampaui dari target yang ditetapkan,” ucapnya, saat ditemui Koran HR, Jum’at (14/12/2018).
Lanjut Aswin, sesuai data laporan akhir tahun 2018, dari target IB 200 ekor sapi/akseptor, dapat terealisasi 200 ekor atau 100 persen. Sementara, untuk target ternak bunting atau pemeriksaan kebuntingan sebanyak 140 ekor sapi, mampu terealisasikan 146 ekor atau 104,2 persen. Sedangkan, kelahiran ternak terealisasi 104 persen atau 117 ekor dari target 112 ekor.
“Jadi melihat data tersebut, walau 200 ekor sapi yang di IB, tetapi tentunya tidak akan semuanya bunting atau akan lahir. Namun yang jelas, dengan kelahiran ternak mencapai 117 ekor itu merupakan sebuah keberhasilan. Anak sapi yang lahir dari hasil IB di Kota Banjar ini kita namakan Jensen,” terangnya.
Aswin juga menjelaskan, IB adalah suatu proses di mana sperma dari bibit pejantan unggul dimasukan ke dalam kelamin sapi betina. Untuk melihat hasil yang memuaskan, IB perlu ditingkatkan melalui upaya-upaya intensif, kontinyu serta berkesinambungan.
Dengan demikian, di tahun anggaran berikutnya pihaknya pun akan lebih intensif lagi menjalankan program ini. Termasuk perluasan jangkauan pelayanan pada masyarakat akan lebih ditingkatkan.
“Kami berharap tahun-tahun ke depan kebutuhan daging sapi potong di Kota Banjar tak perlu mendatangkan lagi dari luar daerah. Syaratnya yaitu tadi, program harus berjalan secara kontinyu sehingga benar-benar tercapainya peningkatan produktifitas dan populasi ternak sapi,” pungkas Aswin. (Nanks/Koran HR)