Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Peristiwa tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Sabtu 22 Desember 2018 lalu menjadi kisah yang tidak akan terlupakan bagi atlet surfing Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.
Seksi Kepelatihan Batukaras Surf Club (BSC), Gilang Ma’rifatulloh, mengatakan, peristiwa tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu dirinya bersama 11 atlet surfing lainnya tengah berada di Pantai Carita usai menerima hadiah event Carita Surf Festival.
“Tsunami terjadi sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu saya bersama atlet yang lain sedang di pinggir pantai usai acara. Saat itu, tiba-tiba datang ombak setinggi 1,5 meter. Sekitar satu menit kemudian tiba-tiba datanglah ombak dengan tinggi 3 meter,” cerita Gilang.
Saat ombak besar itu datang, Gilang bersama teman-teman lainnya langsung secara reflek masuk ke dalam mobil. Sayangnya, mobil tersebut terseret arus air hingga ke tepi sungai yang tidak jauh dari laut.
“Saya pun langsung keluar dari mobil untuk menyelematkan diri saat itu. Sekitar 20 menit lamanya saya berpegangan akar pohon yang ukurannya kecil supaya tidak terbawa arus. Alhamdulillah kami semua bisa selamat dari peristiwa mengerikan ini,” imbuhnya.
Akibat kejadian ini, Gilang bersama rombongan mengaku mengalami kerugian hingga Rp 60 juta. Hal tersebut karena mobil mengalami kerusakan parah, termasuk perlengkapan surfing. (Ntang/R6/HR-Online)