Tidak semua gejala diabetes tipe 2 dapat diketahui secara jelas, seperti sering bolak-balik ke kamar mandi, rasa kebas di kaki atau tangan, dan rasa haus yang tak henti.
Dirangkum dari berbagai sumber, Jum’at (28/12/2018), ada beberapa gejala diabetes yang tak diduga banyak orang. Gejala dari penyakit tersebut diantaranya;
Perubahan aneh di kulit
Terdapat bercak gelap dan halus seperti beludru akan mulai bermunculan di kulit belakang leher, sikut, atau tulang pangkal jari. Kondisi ini merupakan tanda terlalu tingginya gula di dalam darah. Meskipun faktor hormonal atau genetis bisa menyebabkan perubahan pada kulit atau biasa disebut acanthosis nigricans.
Seorang dermatologis di Edgewater, Maryland, Sanjiw Saini, MD., mengatakan, saat dirinya menyadari kehadiran bercak tersebut pada kulit pasiennya, maka hal pertama yang ia lakukan adalah mengetes gula darah pasien.
“Kadar insulin tinggi bisa menyebabkan meningkatnya pertumbuhan sel-sel kulit, sehingga membuat peningkatan kadar gula darah terdeteksi. Kondisi ini menyiratkan kalau ternyata pasien sedang dalam proses mengembangkan suatu penyakit,” terang Sanjiw Saini.
Untuk mengatasinya, kurangi berat badan setidaknya 5 kilogram kemungkinan besar akan menurunkan kadar gula darah, dan menyingkirkan beberapa gejala tersebut, sehingga mengurangi risiko diabetes.
Sedangkan, cara lainnya menurut Sanjiw Saini, yakni dermatologis dapat mengobati kondisi ini dengan melakukan terapi laser atau topical retina A.
Penglihatan jadi lebih jelas
Seorang asisten profesor kedokteran dalam bidang penglihatan diabetes di Vanderbilt University, Howard Baum, MD., menjelaskan, jika tiba-tiba bisa melihat dengan jelas tanpa memerlukan lagi kacamata, kondisi seperti ini bukanlah hal yang baik. Karena, pada kenyataannya penglihatan bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk.
“Saya pernah punya pasien yang mengaku kalau penglihatannya membaik saat kadar gula darahnya meningkat. Tapi, ketika mereka mulai melakukan pengobatan diabetesnya, mereka membutuhkan kacamata lagi,” paparnya.
Menurut Howard, hal itu karena diabetes menyebabkan kadar cairan di dalam tubuh berpindah, termasuk bagian dalam mata Anda yang berujung pada penglihatan menjadi tak jelas.
Merasa gatal tanpa henti
Jangan merasa sungkan untuk mengadukan permasalahan kulit gatal Anda pada dokter. Sebab, penyakit diabetes mengganggu peredaran darah yang mengakibatkan kekeringan dan gatal di kulit.
“Ada beberapa pasien saya yang baru didiagnosis diabetes mengaku kalau mereka merasa gatal pada tangan, telapak kaki, dan kaki. Kondisi seperti ini adalah sesuatu yang harus dianggap sebagai simptom oleh para dokter,” terang Howard.
Jadi, apabila pelembab biasa tidak dapat mengurangi rasa gatal Anda, segera konsultasikan hal ini kepada dokter.
Pendengaran berubah
Jika akhir-akhir ini Anda mulai membesarkan volume Tv atau tak dapat mengikuti suatu percakapan tanpa meminta seseorang mengulanginya untuk Anda, segera sampaikan pada dokter bahwa Anda membutuhkan tes gula darah.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Health menyiratkan bahwa kehilangan pendengaran bisa jadi itu adalah gejala awal penyakit diabetes.
Sebab, orang dengan gula darah di atas normal tapi belum memenuhi kriteria untuk diabetes, memiliki kemungkinan 30 persen mengalami gangguan pendengaran dibanding dengan mereka yang kadar glukosa normal.
Para peneliti pun percaya kalau diabetes dapat merusak pembuluh darah serta saraf pada bagian dalam telinga, yang menyebabkan pendengaran berubah/berkurang.
Tidur mendengkur seperti gergaji mesin
Menurut Osama Hamdy, MD., direktur dari manajemen pasien diabetes rawat inap di Joslin Diabetes Center, Boston, Amerika Serikat, diperkirakan setengah penderita diabetes tipe 2 mengalami gangguan pernapasan saat tidur.
Bila Anda didiagnosis dengan kondisi ini atau dikarakterisasi dari dengkuran yang keras serta mengantuk di siang hari, sebaiknya Anda segera mengecek kadar gula darah.
Salah satu penelitian yang belum lama ini dilakukan di Kanada, menunjukkan 23 persen pasien yang didiagnosis dengan gangguan sleep apnea ringan yang merupakan suatu gangguan tidur cukup umum, namun mereka memiliki kemungkinan menderita diabetes dalam waktu 5,5 tahun ke depan.
“Hubungannya tidak benar-benar dipahami, tapi memiliki hubungan yang penting di antara kedua hal ini. Karena, pasien dengan gangguan pernapasan tidur cenderung melepaskan hormon stres ketika tidur, dan hal ini dapat meningkatkan kadar gula darah,” terang Osama. (Eva/R3/HR-Online)