Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Puskesmas Pamarican bersama Dinkes Ciamis soroti penyalahgunaan obat batuk Komix. Hal tersebut saat mensosialisasikan Gerakan Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) kepada kader dan Kepala Desa se-Kecamatan Pamarican, bertempat di Aula Desa Kertahayu, Senin (03/12/2018).
Dokter Puskesmas Kertahayu, Dr. Arief Zainal Rahman, ketika ditemui Koran HR, Senin (03/12/2018), mengatakan, kegiatan Gema Cermat adalah sebuah program unggulan dari kementerian kesehatan yang pencanangannya sudah dilakukan sejak November 2015 lalu.
“Sosialisasi Gema Cermat merupakan upaya bersama antara pemerintah dengan masyarakat dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar. Oleh karena itu, kami menghadirkan apoteker yang akan memberikan materi dan informasi mengenai penggunaan obat yang tepat guna, tepat indikasi dan tepat dosis serta mewaspadai akan efek samping dari obat yang diminum,” katanya.
Selain itu, Dr. Arief menambahkan, kegiatan sosisalisasi tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan dan membuang obat secara benar.
Sosialisasi Penyalahgunaan Obat
Kasie Farmasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ciamis, Ane Kustini, A.Pt, ketika dimintai keterangan, Senin (03/12/2018), menjelaskan, Gema Cermat merupakan sebuah kegiatan sosialisasi Dinkes Kabupaten Ciamis kepada masyarakat melalui para kader yang ada di bawah wilayah kerja Puskesmas Kertahayu.
“Kita memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang masalah penggunaan obat yang baik. Permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini adalah kesalahan penggunaan obat OTC secara berlebihan, penggunaan obat resep tanpa pengetahuan dan informasi yang memadai, serta kurangnya pemahaman masyarakat dalam menyerap informasi penggunaan anti biotik yang bijak,” katanya.
Selama ini, kata Ane, banyak kasus dimana masyarakat masih menggunakan obat-obatan dengan dosis yang tidak tepat. Hal itu karena masyarakat enggan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter ataupun petugas kesehatan.
Dan pada kesempatan ini, kata Ane, pihaknya ingin memberikan pemahaman kepada seluruh kader agar materi yang disosialisasikan kembali disampaikan kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat akan lebih bijak dan cerdas dalam menggunakan obat-obatan.
Untuk kegiatan Gema Cermat, lanjut Ane, Dinkes Ciamis baru bisa melaksanakan kegiatan pada tahun 2018. Padahal diakuinya, Gema Cermat sudah ada sejak tahun 2015. Pihaknya bersyukur, semua Puskesmas di Kabupaten Ciamis telah melaksanakan kegiatan Gema Cermat.
“Kami berharap, dengan diadakannya sosialisasi ini masyarakat akan lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan obat. Kami juga menghimbau masyarakat bisa merubah kebiasaan kurang baiknya, dengan mengonsumsi obat warung yang legal dalam dosis yang tepat.
“Dan alangkah bijaknya masyarakat itu mau membelinya di apotek-apotek atau langsung ke Puskesmas. Disana masyarakat akan mendapatkan jenis obat yang lebih aman serta resep serta dosis yang tepat. Karena selama ini kita memang tidak bisa memantau peredaran obat yang dijual bebas di warung-warung,” katanya.
Menurut Ane, dari hasil audensi dengan para kader, pihaknya ingin berupaya bagaimana caranya melakukan pembinaan kepada warung-warung yang menjual obat secara bebas. Apalagi masyarakat cenderung mengonsumsi obat-obat warung yang instan, seperti obat stelan. Memang obat stelan bisa cepat untuk mengatasi jenis penyakit, namun masyarakat perlu mengetahui jika obat stelan dikonsumsi dalam jangka panjang, akan menimbulkan kerusakan pada uluhati serta ginjal.
“Makanya, kami menghimbau semua masyarakat di Kabupaten Ciamis ini agar lebih cermat dan hindari konsumsi obat yang melebihi dosis,” katanya.
Ane menambahkan, pihaknya juga menyoroti keluhan masyarakat terkait penyalahgunaan obat batuk jenis komix. Menurut dia, semua apotek sudah mendapatkan himbauan agar tidak mudah menjual obat batuk jenis komix dalam jumlah banyak kepada kalangan remaja.
“Itu jelas sudah kita antisipasi, namun tidak menutup kemungkinan, di warung-warung atau mini market, mereka mungkin masih mau memberikan obat jenis itu dengan jumlah yang semaunya. Kita (masyarakat) harus bekerjasama saling memantau dan mengingatkan, meski obat batuk komix itu bukan tergolong narkotika, namun jika disalahgunakan jelas menjadin PR besar yang harus diperhatikan,” katanya. (Suherman/Koran HR)