Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Rektor Universitas Galuh (Unigal), DR. H. Yat Rospia Brata, M.Si, mengingatkan pentingnya regenerasi pelaku kesenian tradisional di Kabupaten Ciamis. Pasalnya, Yat merasa prihatin karena kesenian tradisional terkesan semakin diajuhi oleh kalangan anak muda.
“Bahkan, ada beberapa anak yang tidak mengenal sama sekali kesenian tradisional. Ini kemungkinan terjadi akibat kurangnya informasi dan pengajaran terkait kesenian tradisional,” kata Rektor Unigal Yat, saat menjadi pemateri pada kegiatan Workshop Festival Kesenian, di The Priangan Hotel Ciamis, Selasa (06/11/2018).
Untuk itu, Yat mengajak Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis, pegiat kesenian daerah dan akademisi besatu padu, meningkatkan dan mengembangkan inovasi untuk memperkenalkan kesenian tradisional kepada kalangan anak muda.
“Kami juga aan mendorong para pembuat kebijakan untuk membuat terobosan, agar kalangan pemuda mengenali kesenian tradisional,” katanya.
Pada kesempatan itu, Yat berharap kesenian tradisional menjadi hilang, terlupakan dan tergerus jaman. Padahal, kesenian dan alat-alat tradisional mempunyai nilai-nilai filosofis yang syarat akan makna dan pendidikan bagi pemuda.
Yat menegaskan, kesenian tradisional merupakan bagian dari kebudayaan bangsa yang harus senantiasa dipelihara, dilestarikan dan dikembangkan. Semuanya kesenian tradisional merupakan aset bangsa yang harus senantiasa dijaga agar eksistensinya tidak punah dan diklaim bangsa lain.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis, Max Sopyan, mengaku akan mencoba berupaya meningkatkan dan mengembangkan inovasi dalam hal memperkenalkan kesenian tradisional kepada generasi muda.
“Semua harus berperan aktif menyukseskan agenda besar ini. Kita harus bahu-membahu membesarkan budaya dan kesenian leluhur yang syarat akan makna. Tidak akan mungkin pemuda menyayangi musik atau kesenian tardisional kalau tidak kita kenalkan secara terus-menerus,” ujarnya.
Menurut Sopyan, sudah saatnya masyarakat Ciamis mulai dari level terendah hingga level teratas, turut menjaga kesenian tradisional daerah Ciamis agar tidak hilang dan tergerus jaman.
“Komunitas-komunitas kesenian, guru, dosen seni sudah saatnya melakukan ekspansi secara terus-menerus tanpa kenal lelah, mendekatkan kesenian dan budaya Ciamis pada masyarakat, agar kita tidak kehilangan identitas,” tandasnya.
Sopyan juga mengajak generasi muda agar menjadi ujung tombak dalam upaya melestarikan kesenian daerah. Pihaknya tidak ingin, pelaku kesenian tradisional hanya diisi oleh kaum golongan tua. (Heri/Koran HR)