Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Olahraga panjat dinding di Kota Banjar makin hari semakin berkembang dan banyak peminatnya, terutama bagi mereka yang masih usia remaja. Seperti terlihat pada Minggu pagi (18/11/2018), di sudut Utara Taman Kota (Tamkot) Lapang Bhakti Banjar, sejumlah remaja dengan semangat melakukan latihan olahraga yang penuh dengan tantangan itu.
Mereka yang berlatih itu adalah dari sebuah komunitas bernama Komunitas Tuak-taek Banjar (Kastuba). Komunitas yang berdiri sejak Mei 2013 silam itu bermarkas di Lingkungan Banjarkolot, Kelurahan Banjar, Kota Banjar.
Sampai saat ini Kastuba sudah memiliki anggota sebanyak 27 orang, mulai dari pelajar hingga orang dewasa. Latihan panjat dinding mereka lakukan setiap hari Minggu pagi atau sore di Tamkot.
Edwar (14), salah satu anggota dari Kastuba, mengaku pernah menjadi juara tiga dalam kejuaraan provinsi (Kejurprov) Jawa Barat tahun 2017 di Bandung, untuk kelas kelompok umur Spiderkit. Dirinya menggeluti olahraga tersebut sejak duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD).
“Saya senang olahraga yang menantang, salah satunya panjat dinding. Alhamdulillah, hasilnya saya pernah jadi juara ke tiga dalam kejuaraan provinsi kelas kelompok umur Spiderkit,” ungkap Edwar, kepada Koran HR.
Hal serupa dikatakan Anjar (19), anggota Kastuba lainnya. Dia bersama anggota Kastuba lainnya juga pernah mengikuti kejuaraan pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat, di Bogor tahun 2018 ini. Meski belum bisa mendapat medali, namun menurutnya dalam ajang Porda kemarin bisa dijadikan pengalaman.
“Meski tidak mendapat medali dalam Porda kemarin di Bogor, ini akan saya jadikan cambuk semangat untuk ke depannya, saya akan serius dan fokus dalam berlatih,” kata Anjar.
Sementara itu, Endra (38), pembina Komunitas Kastuba, mengatakan, olahraga yang penuh dengan tantangan ini tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik saja. Tapi dibutuhkan pula kelenturan serta keluwesan penempatan tubuh saat melakukan panjatan.
Dalam latihan ini, kemampuan saat melakukan pijakan dan jalur yang akan dilewati juga diasah dalam pikiran si pemanjat. Sehingga, ketika memanjat bisa dilewati dengan sempurna hingga mencapai puncak.
“Jika sudah paham tekhniknya saat memanjat, maka kepuasan hati pun dapat dirasakan si pemanjat atas keberhasilannya mencapai puncak,” terangnya.
Endra juga menjelaskan, bahwa faktor keamanan (safety) dalam olahraga panjat dinding ini sangat diperhatikan. Ada beberapa alat yang wajib dipakai oleh si pemanjat, seperti figure of 8 (descender), harness, gri-gri, carabiner screw gate, carabiner gate, carabiner bent gate, runner (dua carabiner gate dan bent gate yang disatukan dengan memakai quickdraw sling), sepatu panjat, serta alat keamanan lainnya.
Pihaknya pun berharap Pemerintah Kota Banjar bisa menambah sarana untuk panjat tebing, seperti Lead, speed clasik, word reckord, speed track, dan bulder. “Sarana tersebut sangat kami perlukan, karena semua sarana-sarana itu yang sering dipertandingkan,” harap Endra. (Hermanto/Koran HR)