Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Situs Geger Sunten yang berada di kawasan perbukitan Dusun Sodong, Desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, cukup menarik untuk dikunjungi. Pasalnya, Apetilasan yang erat kaitannya dengan Kerajaan Galuh ini layak jadi destinasi wisata alternatif. Bahkan, di situs Geger Sunten ini terdapat mitos yang sudah dikenal banyak orang, dimana terdapat sumur yang airnya konon bisa menghilangkan ilmu hitam atau penyembuh pengaruh santet.
Kuncen Situs Geger Sunten, Tasim, mengungkapkan, situs tersebut merupakan lokasi persembunyian Aki Balangantrang alias Bimaraksa bersama Ciung Wanara saat Kerajaan Galuh dikudeta oleh Barmawijaya. “Di tempat ini juga, dulu prajurit Kerajaan Galuh dilatih berperang,” katanya, saat berbincang dengan reporter HR Online, di area Situs Geger Sunten, pekan lalu.
Selain sebagai tempat latihan berperang, Tasim menambahkan, senjata Kujang yang kini jadi ikon Jawa Barat, pertama kali dibuat di Situs Geger Sunten oleh Resi Sadomas atau Pandai Domas.
Di tempat yang sama, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Tambaksari, Dodo S Wijaya, menuturkan, penggalian peninggalan atau petilasan di kawasan Situs Geger Sunten dilakukan sekitar tahun 2007.
Dari hasil penggalian itu, kata Dodo, di kawasan Situs Geger Sunten ditemukan bebatuan yang diyakini pernah digunakan oleh Ciung Wanara dan pengikutnya. Bebatuan itu diantaranya berbentuk kursi dan meja yang diperkirakan dipakai untuk kegiatan musyawarah.
“Situs ini sebenarnya sangat bersejarah bagi perjalanan Kerajaan Galuh. Ya hampir sama dengan situs Ciungwanara atau situs Astana Gede. Hanya saja, situs Geger Sunten ini kurang diperkenalkan kepada publik. Padahal, di situs ini juga terdapat tempat patilasan Kerajaan Galuh yang nilai sejarahnya sebanding dengan situs lainnya,” katanya.
Karena situs Geger Sunten tidak begitu dikenal, lanjut Dodo, akhirnya kurang diperhatikan pemerintah daerah. Akibatnya, banyak beberapa peninggalan sejarah yang kondisinya kini sudah rusak karena kurang dirawat. “Tapi sekarang sedang ditata kembali. Kami dari LMDH memiliki rencana untuk mengeksplor kembali situs ini agar menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan wisata alam yang diminati wisatawan,” ujarnya.
Dodo berharap, Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis serius membantu menjadikan kawasan Situs Geger Sunten Tambaksari sebagai salah satu pilihan destinasi wisata budaya dan destinasi wisata alam. “Selain ada perbaikan sarana prasarana, kami juga berharap Pemkab Ciamis membuat kajian mengenai sejarah situs ini dan mempromosikannya kepada publik secara luas,” harapnya.
Mitos Sumur Kabuyutan Penyembuh Pengaruh Santet
Kuncen atau juru kunci Situs Geger Sunten, Tasim, juga mengungkap soal sumur kabuyutan yang konon mempunyai mitos bisa menghilangkan pengaruh ilmu hitam. Sumur yang dulu dipakai Ciung Wanara itu mempunyai air yang jernih.
“Sumur itu tempat mandi Ciung Wanara dan Bimaraksa. Sumur itu juga disebut cai galuh. Bagi orang yang mandi atau wudhu di sumur itu, apabila dilakukan secara khusyu saat berdoa dan meminta kepada yang maha kuasa, Insyaallah akan mendapat karomahnya,” ujarnya.
Menurut Tasim, banyak orang sengaja datang dan berobat menggunakan air sumur tersebut untuk menghilangkan pengaruh ilmu hitam (santet) dan mengobati orang sakit jiwa. Ada juga sebagian orang yang sengaja datang mengambil air untuk keperluan memperlancar usaha.
“Dalam tata cara berdoanya biasa saja, tidak ada ritual khusus. Peziarah cukup mandi di sumur itu, kemudian memanjatkan doa dan memohon kepada sang pencipta agar niat dan keinginannya tercapai,” katanya.
Menurut Tasim, biasanya peziarah menggelar ritual mandi pada malam hari. Hal itu bertujuan agar saat melaksanakan ritualnya bisa berjalan dengan khusyu. “Kalau malam kan sepi, tidak bising seperti siang hari. Makanya, banyak peziarah yang memilih menggelar ritual pada malam hari,” ungkapnya.
Peziarah yang datang ke tempat itu, kata Tasim, tak hanya berasal dari sekitar Ciamis saja, tetapi ada juga yang berasal dari luar daerah, seperti Tasikmalaya, Banjar, Garut, Subang, Bandung dan bahkan ada juga dari Bengkulu dan Palembang.
“Kalau kebanyakan peziarah yang datang ke sini untuk membersihkan diri dari ilmu hitam. Memang situs ini dikenalnya mengenai mitos sumurnya dibanding dengan asal muasal sejarahnya,” katanya.
Selain soal sumur, di situs ini pun terdapat mitos lainnya, salah satunya pantrangan berkata sompral atau sombong saat tengah berada di area situs. Menurut Tasim, pernah ada peziarah yang sompral saat datang ke situs tersebut. Tak lama kemudian, peziarah itu menemukan sebuah selendang di area situs.
“Karena tidak percaya ada keanehan di situs ini, kemudian selendang yang ditemukan oleh peziarah itu dibawa pulang ke rumahnya. Ternyata, saat sampai di rumah, peziarah itu mengalami sakit hingga alami kelumpuhan. Namun, setelah ada orang yang mengetahui, kemudian selendang itu dikembalikan lagi ke tempat semula yang berada di area situs. Sangat mengejutkan, ternyata peziarah yang mengalami sakit itu kembali sembuh dan bisa berjalan lagi,” terangnya.
Sementara itu, dari pantauan HR Online, pemandangan alam di lokasi situs ternyata sangat menakjubkan. Selain alamnya masih asri, di tempat ini pun cocok untuk merefresh otak atau menenangkan pikiran dari kepenatan bekerja. Pasalnya, lokasi situs ini berada di daerah perkampungan yang sangat jauh dari keramaian.
Di situs itupun terdapat hamparan hutan yang dipenuhi pohon mahoni. Udaranya juga sangat sejuk, karena berada di kawasan kaki gunung. Apabila naik ke atas bukit, kita akan disuguhkan pemandangan alam yang indah sembari bisa melihat pemandangan kawasan perkotaan Kota Banjar dari jauh.
Selain itu, bagi orang yang suka seni, tentu akan terhibur apabila datang ke situs ini. Di sekiar area situs, terdapat bebatuan yang tertata rapi dengan bentuknya yang sangat artistik. Konon, bebatuan itu merupakan peninggalan Kerajaan Galuh. Babatuan yang tertata rapi itu konon dulunya sebagai tempat musyawarah raja-raja Galuh dan pengikutnya. (Her2/HR-Online)