Berita Pangandaran (harapanrakyat.com),- Kementerian Pariwisata akan mempercepat pertumbuhan dan pembangunan pariwisata di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dengan menetapkan menjadi kawasan Nasional (Global National Geopark) pada tahun 2019 mendatang. Sedangkan target tahun 2020 Pangandaran akan dijadikan kawasan National Unesco Geopark.
Hal itu dikatakan Menteri Parawisata Arif Yahya, saat menggelar sosialisasi sadar wisata dan sapta pesona di destinasi wisata Pangandaran, bertempat di Aula Hotel Arnawa Pangandaran, Rabu (28/11/2018).
Untuk menjadi kawasan geopark parawisata, terang Arif, Pangandaran sudah memenuhi tiga krateria. Pertama, dari aspek atraksi, Pangandaran sudah memiliki beragam destinasi wisata, seperti wisata bahari, ekowisata dan wisata buatan. Kedua, dari aspek aksesibility, seperti bandar udara, pelabuan, infrasturktur jalan darat dan kereta api pun sudah dimiliki oleh Pangandaran, meski ada beberapa diantaranya yang perlu dilakukan perbaikan, seperti bandar udara dan jalur kereta api.
Yang terakhir, lanjut Arif, aspek amenitas, seperti penataan pantai barat dan timur, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), pengelolaan kebersihan dan pengolahan limbah sudah berjalan di Pangandaran. “Jadi, tinggal startegi perencanaannya saja yang harus dimatangkan. Di samping itu, perbaikan beberapa fasilitas infrastruktur, seperti pelebaran run way bandara, pelebaran akses jalan darat dan reaktivasi jalur kereta api,” ujarnya.
Menurut Arif, terdapat tiga kebijakan strategis yang disiapkan untuk pembangunan pariwisata Pangandaran. Pertama, menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata sebagai pemangkas birokrasi dalam mempercepat investasi. Serta membuka jembatan udara melalui pembukaan rute penerbangan internasional.
Kedua, strategi pemasaran parawisata, seperti menetapkan calender of event 2019 dengan segera dan konsisten. Selain itu, harus menetapkan target market wisatawan. Misalnya dengan melakukan promo untuk menggaet wisman dari Malaysia, Timur Tengah dan Negara lainnya.
“Strategi yang ketiga adalah pembenahan kelembagaan parawisata, seperti melakuan sertifikasi pemandu wisata serta menciptakan masyarakat sapta pesona. Selain itu, memunculkan kreatifitas lokal yang bisa dijadikan icon, seperti penguatan kuliner masyarakat dan budaya lokal,” ujarnya.
Arif mengatakan, percepatan pembangunan parawisata Pangandaran merupakan salah satu target pemerintah dalam menciptakan 10 destintasi wisata unggulan baru setaraf wisata Bali. “Pada tahun 2018 ini pertumbuhan pariwisata di Indonesia naik di angka 22 persen. Makanya, sekarang kita genjot terus agar pertumbuhan parawisata di Indonesia semakin maju dengan dibarengi hadirnya destinasi wisata unggulan baru,” paparnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, pihaknya komitmen untuk mendorong kebijakan strategis pembangunan parawisata Pangandaran. Dengan melakukan perbaikan infrastruktur aksesibility, seperti memperlebar akses jalan darat, perpanjangan run way Bandara Nusawiru. Serta reaktivasi jalur Kereta Banjar-Pangandaran.
“Kalau membangun parawisata Pangandaran secara bersama-sama antara kabupaten, provinsi dan pusat tentunya akan ringan. Potensi parawisata Pangandaran itu sangat luar biasa kalau dikembangkan secara optimal. Karena 90 persen tujuan wisata ada semuanya di Pangandaran,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan Jawa Barat sudah mendeklarasikan diri sebagai provinsi parawisata di Indonesia. Untuk itu, tambah dia, berbagai program pembangunan parawisata pun terus digulirkan.
“Strategi dalam pembangunan parawisata itu, diantaranya harus membangun dan memperbaiki akses transportasi ke daerah destinasi. Setelah itu, baru membangun destinasi wisata secara besar-besaran,” ujarnya seraya mengatakan pihaknya sudah mengusulkan anggaran sebesar Rp. 80 milyar ke DPRD Jabar untuk pembangunan wisata Pangandaran. (Madlani/R2/HR-Online)