Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Longsor kembali terjadi di kaki Gunung Sawal Ciamis, Jawa Barat, Kamis (15/11/2018). Kali ini, longsor masih sama seperti sebelumnya terjadi di kawasan hutan produksi milik Perhutani, tepatnya di Blok 46C Pangrumasan Dusun Wanasari, Desa Budiasih, Kecamatan Sindangkasih. Longsor ini pun dikabarkan menutup badan jalan atau akses jalan desa menuju ke kawasan hutan.
Kabid Kedaluratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Ani Supiani, mengatakan, bencana longsor di kawasan kaki Gunung Sawal seluruhnya berada di kawasan hutan produksi milik Perhutani.
Berita Terkait: 7 Titik di Gunung Sawal Ciamis Longsor, Banjir Bandang Ancam 3 Wilayah Kecamatan
“Sebelumnya ada 7 titik longsor di kaki Gunung Sawal atau tersebar di tiga wilayah kecamatan, yaitu Sindangkasih, Cihaurbeuti dan Panumbangan. Longsor yang terjadi di Desa Budiasih ini merupakan titik longsor baru, namun masih sama seperti titik longsor sebelumnya berada di kawasan hutan produksi milik Perhutani,” ujarnya.
Ani menambahkan, dari hasil peninjauan lapangan yang dilakukan petugas BPBD, titik longsor berada di atas pegunungan dengan ketinggian sekitar 700 mdpl. Semenara luas longsoran sekitar 2 hektar yang terdiri dari 4 titik dengan tinggi tebing sekitar 80 meter. “Longsoran dari atas gunung merembet ke bawahnya. Akibatnya, akses jalan desa yang berada di bawah lereng gunung ikut tertutup material longsor,” ujarnya.
Pihak desa setempat, lanjut Ani, sudah meminta bantuan alat berat untuk menyingkirkan material longsor yang menutup sebagian badan jalan. “Jalan desa itu kini tidak bisa dilewati kendaraan. Karena sebagian badan jalannya tertutup material longsor,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, setelah dalam sepekan ini memasuki musim hujan, sudah terjadi 7 titik longsor di kawasan hutan produksi milik Perhutani yang berada di kaki Gunung Sawal. Banyaknya titik longsor di kawasan hutan produksi Gunung Sawal, apalagi di beberapa titik longsoran dikabarkan sudah menyumbat saluran mata air, membuat sejumlah pihak khawatir timbulnya bencana banjir bandang seperti yang terjadi di Desa Padamulya, Kecamatan Cihaurbeuti, pada tahun 2011 silam.
Dari informasi yang dihimpun HR Online, longsor yang terjadi di beberapa titik kawasan hutan produksi Gunung Sawal, dikabarkan akibat adanya pengalihfungsian lahan yang digunakan program PHBM. Melalui program tersebut, hutan produksi yang sebelumnya sudah dilakukan penebangan, kemudian ‘disulap’ menjadi lahan perkebunan kopi atau pohon buah-buahan lainnya.
Akibat dari alihfungsi lahan itulah yang disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya longsor. Karena pohon kopi atau pohon buah-buahan lainnya, tidak maksimal dalam fungsi sebagai resapan air. (R2/HR-Online)