Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran menargetkan swasembada pangandaran dalam target utama program pembangunan, khususnya dalam program upaya khusus (Upsus) Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale). Selain itu, Distan Pangandaran juga mengantisipasi kerugian petani supaya bisa ditanggung Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dari Jasindo.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan Pangandaran, Tina Maryana, mengatakan, bahwa pemerintah pusat juga telah menyiapkan bantuan, baik berupa dana, benih unggul, pupuk, alat dan mesin teknologi pertanian, perbaikan lahan dan irigasi, serta mempersiapkan pasar untuk pemasaran pasca panen.
“Program Bantuan pemerintah pusat untuk Upsus Pajale di Pangandaran sudah berjalan, seperti komoditas padi misalnya, persiapan untuk lahan dengan target 350 hektar semuanya di lahan kering jenis padi gogo. Ini bertujuan untuk mengejar swasembada pangan tahun 2018,” katanya kepada Koran HR, Senin (05/11/2018).
Untuk yang mendapatkan bantuan tersebut, kata Tina, adalah kelompok yang sudah terdaftar di Simluhtan dan menjadi binaan Distan Pangandaran. Selain itu, penerima harus memiliki kartu tani untuk menerima transfer uang guna biaya pengganti pupuk bersubsidi.
Adapun untuk komoditas jagung target pada musim tanam mulai bulan Oktober seluas 500 hektar, dan yang sudah ditanam sekitar 20 hektar lebih di lahan kering yang jauh dari Banjir. Sementara itu, anggaran buat penggantian pupuk yang bersubsidi sebesar Rp. 1800/kg dan untuk 1 hektarnya 50 kg. Jadi, kata Tina, target 500 hektar sebesar Rp. 45 juta.
“Komoditas kedelai targetnya 15.000 hektar, tapi yang terverifikasi hanya 1.890 hektar lantaran cuaca tidak memungkinkan. Jadi, ada yang dikembalikan sekitar 110 hektar dan yang terdanai 1.780 hektar dikali Rp. 984.400 hektar dengan jumlah sebesar Rp. 1,752 milyar dari tatget awal Rp. 14,766 miliar,” kata Tina Maryana lagi.
Selain Pajale, Distan juga menerima sebanyak 748 unit alat mesin pertanian (Alsintan) yang tersebar di 11 titik tempat penampungan. Mesin tersebut terdiri dari traktor, pompa air, handaprayer, rice transplenter, Dryer (pengering padi) kapasitas 60 ton, dan lainnya.
“Termasuk juga dukungan program pengairan atau pengelolaan air yang dibangun 10 unit Dam Parit senilai Rp. 1,5 miliar atau setiap unitnya Rp. 150 juta dan juga ada tambahan swadaya masyarakat. Dam parit ini dibangun di 8 Kecamatan,” jelas Tina.
Jaringan Irigasi Desa (Jides) atau Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), kata Tina, ditarget 700 hektar di lima kecamatan, yakni di Cijulang, Parigi, Pangandaran, Padaherang, dan Mangunjaya senilai Rp 1,1 juta perhektar. Adapun perpompaan besar di tiga kecamatan, yakni di Pangandaran, Parigi, dan Mangunjaya dengan anggaran sebsar Rp. 107.600.000 per unit. Sedangkan perpompaan menengah ada di dua kecamatan, yakni di Padaherang dan Sidamulih dengan anggaran Rp. 78 juta per unitnya.
“Dari sekian banyak kegiatan tersebut, semuanya tidak mulus dan ada hambatannya, terutama pada fenomena iklim bencana alam (Kekeringan, longsor, dan Banjir) dan bencana serangan hama tanaman. Maka dari itu, kita punya stok offname untuk menjamin dan melindungi usaha tani masyarakat,” jelas Tina Maryana lagi.
Masih dikatakan Tina, pemerintah mempunyai kewajiban perlindungan tanaman serta memfasilitasi kelompok tani yang mengalami kerugian pada usahanya, yakni bisa diberikan bantuan 1 prodi benih akibat bencana alam 60 ton disalurkan, berikut pestisidanya.
“Kita sudah kerjasama dengan Jasindo, namanya Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) nilai penggantiannya sampai Rp. 6 juta per hektar dengan membayar premi Rp 36 ribu per hektar. Adapun sasarannya adalah untuk para petani yang tergabung dalam kelompok dan juga yang menjadi peserta Asuransi AUTP bisa mengklaim apabila ada kerugian yang dialaminya,” pungkas Tina Maryana. (Mad/Koran HR)