Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Masyarakat Desa Batulawang, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, kembali menikmati kemeriahan dan keceriaan dengan menggelar acara Tradisi Ngabungbang, Selasa (2/10/2018) malam.
Selain masyarakat, sejumlah pejabat Pemkot Banjar pun memeriahkan tradisi yang sudah menjadi agenda tahunan di desa tersebut.
Dalam acara puncak tradisi ngabungbang yang digelar Bidang Kebudayaan Kota Banjar ini, menampilkan berbagai kegiatan pentas seni dan budaya.
Seperti biasa acara diawali dengan penyambutan para inohong, tokoh seni budaya, tokoh masyarakat, dan tamu undangan lainnya. Selain itu, hadir pula para pelaku seni, budayawan, pemangku adat, serta masyarakat umum lainnya.
Menurut Ki Demang selaku sesepuh adat Batulawang, kegiatan Ngabungbang adalah suatu kegiatan tradisi urang sunda untuk beraktifitas di malam hari di bawah caang (terang) bulan opat belas (14). Selain itu, menurutnya Ngabungbang berarti diam di luar rumah serta tidak tidur dalam semalam suntuk.
“Acara ini merupakan kegiatan agenda tahunan sebagai bentuk untuk ‘ngamumule’ adat budaya sunda,” ujarnya.
Ki Demang menambahkan, bahwa tradisi Ngabungbang harus terus dilestarikan dan wajib dijaga sampai anak cucu, supaya mereka dapat mencintai budayanya sendiri khususnya budaya Sunda.
Acara ngabungbang ini digelar selama tiga hari, mulai dari unjukan ke sumber mata air, memandikan berbagai benda pusaka, serta di acara puncak menggelar berbagai pagelaran seni seperti pencak silat, kacapi suling, kuda lumping, dog-dog, ronggeng ibing serta seni tradisional sunda lainnya.
“Pada acara ini kita senantiasa memadukan dua unsur yaitu unsur budaya lokal dan unsur religius (islam), dimana warga akan senantiasa tersadarkan dan selalu berada dalam keseimbagan jasmani dan rohani,” ungkapnya.
Daya tarik dari acara Tradisi Ngabungbang ini adalah pada acara puncak, yakni dengan digelarnya pertunjukan kesenian ronggeng ibing (ibing Amen), dimana para inohong (pejabat pemerintah) serta masyarakat berbaur menari bersama dengan empat wanita ronggeng. Mereka mengikuti alunan musik gamelan khas sunda, dengan irama serta ibingan yang serempak. (Hermanto/R5/HR-Online)