Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Tanggal 2 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Dalam memeriahkan hari tersebut, berbagai macam cara pun dilakukan oleh warga. Seperti halnya di SMPN 1 Ciamis, sejumlah pelajar menunjukkan keterampilan membatik bersama di studio batik di sekolah. Sementara itu, para guru dan siswa juga mengenakan batik sebagai bentuk melestarikan batik yang merupakan seni rupa asli Indonesia.
Hasna, siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis, mengatakan, dirinya suka membatik berawal dari hobi menggambar. Menurutnya, membuat motif batik itu gampang-gampang susah, terutama dalam inspirasi model batik yang akan dibuat.
“Membatik itu butuh kesabaran. Memang kelihatannya mudah, tapi lumayan susah juga,” kata Hasna, Selasa (02/10/2018).
Defalya Naina Suherman, siswa lainnya, juga mengaku kesulitan dalam proses pembuatan batik, terutama saat mencanting. Pasalnya, dalam proses tersebut perlu fokus yang ekstra, jika terlalu panas penyebaran di kainnya tidak merata.
“Walaupun susah, tapi saya senang. Ini jadi inspirasi saya untuk bisa buat usaha batik ke depannya,” ucap Defalya.
Sementara itu, Pembina batik yang juga guru seni rupa SMPN 1 Ciamis, Aan Sukmana, mengatakan, belajar membatik merupakan salah satu keunggulan di SMPN 1 Ciamis. Bahkan, sejak tahun 2011 lalu membatik merupakan kegiatan ekstrakurikuler.
“Alhamdulillah siswa di sini sangat antusias dalam membatik. Banyak yang tertarik untuk ikut membatik,” ujar Aan.
Beberapa karya batik para siswa sekolahnya, kata Aan, bahkan sudah digunakan sebagai batik sekolah. Bukan hanya itu, modelnya juga digunakan oleh salah satu instansi pemerintah di Ciamis, dijadikan koleksi pribadi beberapa guru sebagai penghargaan terhadap karya siswa.
Menurut Aan, model batik karya siswanya itu sangat khas, seperti batik Ciungwanara dengan ciri khas motif ayam jago, ronggeng gunung, wayang golek dan maung panjalu. Selain itu, juga ada motif tumbuhan paku yang berasal dari Gunung Sawal.
“Kita harap ke depan siswa minimalnya gemar dan senang memakai batik sebagai baju maupun aksesoris. Kami yakin setelah mereka suka, ke depan akan terus mencoba dan mendalami seni warisan leluhur ini,” katanya lagi.
Aan mengaku prihatin dengan kondisi batik di Ciamis. Pasalnya, saat ini sudah tidak ada pabrik batik. Dengan adanya kegiatan keterampilan membatik di sekolahnya itu, diharapkan ada penerus yang mampu melestarikan batik, terutama batik Ciamis. (Her2/R6/HR-Online)