Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Kekeringan parah terjadi di Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, dan telah berdampak secara langsung kepada kehidupan warga yaitu dengan mengeringnya sumur dan kolam milik warga, akibat masih berlangsungnya penebangan hutan jati.
Kawasan hutan jati merupakan daerah resapan air bagi warga Desa Kertahayu, sekaligus juga menjadi sumber mata air. Namun, dengan masih berlangsungnya penebangan dikawasan hutan jati atau produksi, semakin menghilangkan sumber mata air serta memberangus daerah resapan.
Atas kondisi tersebut, warga Desa Kertahayu kini menagih janji Ketua DPRD Kabupaten Ciamis, Nanang Permana, untuk menghentikan hutan produksi dengan tidak menebang pohon jati.
Kemarau tahun ini dirasakan warga sangat begitu ekstrim, betapa tidak, sumber mata air yang biasanya selalu mengalir, kini telah kering kerontang hingga mengakibatkan krisis air bersih.
“Sejak dulu tidak pernah kekeringan seperti sekarang ini. Kolam ikan saya tidak pernah mengalami kekeringan meski musim kemarau panjang, tapi sekarang jangankan air untuk mengisi kolam, untuk kebutuhan air bersih saja kesulitan,” ujar Supena, tokoh masyarakat Desa Kertahayu, kepada HR Online Selasa (16/10/2018).
Menurut Supena, parahnya kekeringan saat ini dikarenakan banyaknya penebangan pohon jati di hutan yang menjadi daerah resapan dan sumber mata air. “Memang dari dulu hutan jati selalu dilakukan penebangan, tapi tidak sebanyak sekarang penebangannya. Warga pun tak pernah mengalami kesulitan air seperti sekarang,” tandasnya.
Cara penebangan pohon jati yang terlebih dulu dikuliti hingga mati, lanjut Supena, disinyalir juga mematikan daerah resapan dan sumber mata air. Karena prosesnya bisa mencapai satu tahun, otomatis pohon yang berada didaerah resapan akan mematikan juga sumber mata airnya.
“Untuk itu, saya dan warga menagih janji Ketua DPRD Ciamis, Bapak Nanang Permana untuk segera turun tangan menghentikan penebangan dan stop hutan produksi, karena dulu pernah berjanji akan memberikan perlindungan kepada warga Pamarican, khususnya terkait keberadaan hutan jati produksi, supaya pihak Perhutani menghentikan penebangan dikawasan sumber air di hutan jati,”papar Supena.
Sementara itu, Ketua Koordinator Gema Anker wilayah Desa Kertahayu, Yono Mustofa, mengaku dengan masih adanya penebangan hutan jati oleh pihak Perhutani yang menyebabkan matinya sumber mata air warga, pihaknya memang belum melakukan langkah penghentian karena ada pertimbangan lainnya.
“Saat ini saya terus terang merasa bingung, kenapa, jika kita tindaklanjuti penghentian penebangan hutan jati, kami butuh kondusifitas karena menjelang Pilkades dan Pileg. Tapi, jika didiamkan maka nasib warga disini akan semakin menderita karena kekurangan air bersih,” ungkapnya.
Hingga saat ini, lanjut Yono, pihaknya belum sempat menyampaikan kondisi terkini kepada Ketua DPRD yang juga Ketua Gema Anker Ciamis, Nanang Permana. “Belum disampaikan karena terlalu rumit dan banyak pertimbangan, akan tetapi saya selalu memantau sejumlah titik penebangan,” tukasnya. (Suherman/R1/HR-Online)