Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Belasan unit alat alarm peringatan dini tsunami di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, rusak. Dari total 14 unit, 12 diantaranya mengalami kerusakan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena, mengatakan, di Kabupaten Pangandaran sudah terpasang 14 unit alat alarm peringatan dini tsunami.
Alarm tersebut dipasang mulai dari wilayah Kecamatan Kalipucang hingga Kecamatan Cimerak, Madasari. Namun, alat peringatan itu kebanyakan mengalami rusak, dan kali ini yang maih bisa bunyi tigal dua unit saja. Salah satunya yang dipasang di tower Telkom Pangandaran dan di Bojongsalawe, Kecamatan Parigi.
“Kabupaten Pangandaran memiliki garis pantai sepanjang 93 kilometer. Ini merupakan salah satu terpanjang di wilayah Jawa Barat. Dngan panjangnya garis pantai serta banyaknya penduduk di sekitar bibir pantai, tentunya dibutuhkan alat untuk mendeteksi bencana, yakni alarm peringatan dini tsunami,” terangnya, kepada HR Online, Rabu (17/10/2018).
Lebih lanjut Nana menjelaskan, dua alat alarm pendeteksi dini tsunami yang saat ini masih berfungi atau masih bisa bunyi merupakan bantuan dari pemerintah pusat. Harganya pun sangat, yakni mencapai Rp1.2 milyar.
Jika disesuaikan dengan keberadaan garis pantai di Kabupaten Pangandaran, maka alat alarm peringatan dini tsunami idelanya harus 30 unit. Namun, kata Nana, karena mahalnya harga alat tersebut, yakni diperkiraan mencapai kurang lebih Rp18 miliar hingga Rp20 miliar, sehingga pemerintah kabupaten belum bisa memenuhi kekurangan alat tersebut.
“Sejauh ini memang belum ada bantuan lagi dari pemerintah, menginggat untuk memenuhi alat alarm di Pangandaran ini cukup mahal. Bunyi dari alat alarm yang dipasang tersebut bisa sampai sejauh 2 kilometer, dan akan berbunyi setiap lima menit sekali jika terjadi tsunami,” jelas Nana. (Ntang/R3/HR-Online)