Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Keberadaan “air ajaib yang keluar dari areal perkebunan karet di Bukir Mandalare, Blok E, Dusun Sinargalih, Desa Sinartanjung, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, masih menjadi daya tarik warga sekitar Banjar maupun luar daerah. Pasalnya, air tersebut dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Koran HR, awal mula kemunculan “air ajaib” tersebut pada 25 Maret 2018 lalu, yakni sejak adanya penebangan pohon karet oleh pihak Perkebunan Batulawang dan pembuatan jalan. Saat dikeruk menggunakan alat berat, tiba-tiba di lokasi itu keluar semburan air yang begitu deras.
Ketua RW.8, Dusun Sinargalih, Sugino, mengatakan, sejak ditemukannya air yang dikenal dengan sebutan “Air Murni Mandalare,” antusias masyarakat begitu signifikan. Terlebih setelah adanya pengakuan dari orang luar daerah yang sudah merasakan manfaat air tersebut untuk kesehatan. Sehingga, masyarakat di wilayah Banjar dan sekitarnya pun semakin tertarik untuk mencoba mengkonsumsinya.
“Dikenalnya juga karena adanya media sosial, jadi keberadaan air ini informasinya menyebar ke mana-mana,” katanya, kepada Koran HR, Selasa (23/10/2018).
Dengan begitu besarnya antusias warga yang datang, lanjut Sugino, bahkan jumlahnya bisa mencapai 300 orang saat malam Jum’at Kliwon, maka antrian panjang pun tak bisa dihindarkan. Apalagi sebelumnya jumlah orang yang mau mengambil air belum dibatasi.
“Sekarang sudah dibatasi biar adil dan tidak ada antrian. Maksimal kalau mau ambil sekitar 2 liter saja. Siapapun yang mau ambil silahkan, tapi ada batasnya, dan kami tegaskan airnya gratis, tidak diperjualbelikan. Hanya saja kami sediakan kotak amal yang mana diperuntukkan bagi anak yatim dan jompo yang ada di sekitar daerah sini,” imbuh Sugino.
Kaitannya dengan khasiat air yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit, Sugino mengungkapkan bahwa air tersebut memiliki kandungan pH (ukuran kadar asam dan basa air) yang sangat bagus. Hal itu dibuktikan setelah dilakukan penelitian dan tes lab oleh tim ahli langsung dari Bandung dan Puskesmas Pataruman, yang sengaja didatangkan pihak Perkebunan Mandalare.
Menurut Sugino, karena kandungan airnya bagus bagi tubuh, makanya bisa jadi obat bagi kesehatan tubuh. Jadi tidak aneh lagi jika ada yang menyebutkan airnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
“Ya, soalnya secara ilmiah juga sudah dibuktikan. Kalau tidak percaya, silahkan coba ambil air ini dan larutkan betadine. Nantinya air itu akan kembali jernih, berbeda dengan air sumur biasa yang jika dimasukkan betadine berubah warna jadi orange,” paparnya.
Karena kandungan itulah, kini tersebar kabar bahwa ada orang dari luar daerah Banjar yang sudah mengklaim (branding) air tersebut, dan dikomersilkan dengan cara diperjualbelikan dengan nama Air Suci Pak Haji.
Sejak mendengar adanya informasi itu, warga sekitar pun langsung berinisiatif untuk menjaga selama 24 jam dan membatasi pengambilan air oleh masyarakat. “Ya ada yang begitu. Padahal di sini gratis. Bahkan, hasil kotak amal kita rencanakan untuk diberikan ke yatim piatu maupun jompo di sini,” tandas Sugino.
Ditemui di lokasi yang sama, Babinsa Desa Sinartanjung, Serda. Yarto, mengatakan, dengan adanya pembatasan pengambilan air serta adanya portal untuk membatasi kendaraan yang masuk, semua itu merupakan inisiatif warga yang sangat bagus.
Pasalnya, selain untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, seperti banyaknya debu di lokasi pengambilan air, juga untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat itu sendiri.
“Kita tahu sendiri kalau yang ambil air di sini banyak sekali, apalagi pada malam Jum’at Kliwon yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Alhamdulillah, di sini petugas Hansip maupun warga ada yang siap berjaga selama 24 jam. Sehingga, segala kemungkinan yang tidak diinginkan bisa diminimalisir,” katanya.
Selain itu, Yarto juga menegaskan, air yang diambil dari Bukit Mandalare secara ilmiah sudah diperiksa sangat bagus bagi kesehatan. Karena itu, dirinya mengimbau masyarakat agar tidak terlalu berlebihan dalam mempercayai air tersebut yang memiliki khasiat magis. Karena dikhawatirkan masyarakat terjebak dalam syirik.
“Intinya, jangan sampai terjebak ke dalam hal semacam itu. Kami dari keamanan hanya melakukan pemantauan dan koordinasi dengan warga, petugas Hansip, maupun stakeholder yang ada agar air ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin, bukan untuk hal-hal yang tidak baik,” pungkasnya. (Muhafid/Koran HR)