Tak semua kasus diabetes tipe 2 memiliki gejala yang jelas dan sudah dapat diketahui, seperti rasa kebas di kaki dan tangan, bolak-balik ke kamar mandi, serta rasa haus tanpa henti.
Namun, ada beberapa gejala diabetes yang sebelumnya tidak diduga banyak orang. Seperti dikutip dari Prevention, Kamis (13/09/2018), sedikitnya ada lima gejala lain dari penyakit tersebut, berikut penjelasannya ;
Perubahan aneh pada kulit
Salah satu gejala diabetes diantaranya ada bercak halus dan gelap yang mulai bermunculan pada kulit Anda. Biasanya muncul di belakang leher, siku, atau tulang pangkal jari.
Hal itu merupakan penanda terlalu tingginya kadar gula darah. Meskipun faktor hormonal atau genetis dapat menyebabkan perubahan warna kulit atau biasa disebut acanthosis nigricans.
Seorang dermatologis di Edgewater, Maryland, Sanjiw Saini, MD, mengatakan, ketika dirinya menyadari adanya bercak tersebut pada kulit pasiennya, maka hal pertama yang dia lakukan adalah mengetes gula darah si pasien tersebut.
“Kadar insulin yang tinggi bisa mengakibatkan terjadinya peningkatan pertumbuhan sel-sel kulit yang akan membuat peningkatan kadar gula darah terdeteksi. Hal itu menandakan pasien tengah dalam proses mengembangkan suatu penyakit,” terang Sanjiw.
Dengan mengurangi berat badan setidaknya 5 kilogram, kemungkinan besar dapat menurunkan kadar gula darah, menyingkirkan kondisi tersebut di atas, serta mengurangi risiko diabetes.
Sedangkan, cara lainnya adalah, dermatologis mampu mengobati kondisi ini, yaitu dengan melakukan terapi laser atau biasa disebut topical retina A.
Penglihatan Anda menjadi lebih jelas
Jika Anda tiba-tiba bisa melihat dengan jelas tanpa memerlukan kacamata lagi, maka hal ini bukanlah hal yang baik. Mungkin Anda juga pernah membaca bahwa pandangan yang kabur merupakan gejala diabetes.
“Padahal pada kenyataannya penglihatan bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk. Ketika para jemaah haji mulai melakukan penglihatan diabetesnya, maka mereka kembali membutuhkan kacamata,” ujar Dani.
Selain itu, diabetes juga dapat menyebabkan kadar cairan di dalam tubuh berpindah, termasuk di bagian dalam mata Anda, dan nantinya berujung pada penglihatan yang tidak tentu.
Mata merasa gatal tanpa henti
Anda jangan merasa konyol dengan mengadukan permasalahan kulit gatal pada dokter. Karena sebetulnya diabetes mengganggu peredaran darah yang dapat mengakibatkan kekeringan dan rasa gatal pada kulit.
“Beberapa pasien saya yang baru didiagnosis dengan diabetes mengatakan kalau mereka merasa gatal pada tangan, kaki, dan telapak kaki. Jadi, hal itu adalah sesuatu yang harus dianggap sebagai simptom oleh para dokter,” kata Howard Baum, MD, seorang asisten profesor kedokteran bidang penglihatan diabetes di Vanderbilt University.
Namun, jika pelembab biasa tidak bisa mengurangi rasa gatal Anda, maka harus segera melaporkan hal tersebut pada dokter.
Pendengaran Anda berubah
Kalau akhir-akhir ini Anda mulai membesarkan volume Tv, atau tidak bisa mengikuti suatu percakapan tanpa meminta seseorang mengulanginya untuk Anda, makan sampaikan pada dokter jika Anda membutuhkan tes gula darah.
Sementara itu, sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute of Health, mengungkap bahwa gangguan pendengaran bisa menjadi gejala awal dari penyakit diabetes.
Pasalnya, orang dengan gula darah di atas normal tapi belum memenuhi kriteria untuk diabetes, memiliki kemungkinan 30 persen mengalami gangguan pendengaran, dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar glukosa normal.
Para peneliti tersebut percaya kalau diabetes juga merusak pembuluh darah dan saraf di bagian dalam telinga yang mengakibatkan berkurangnya pendengaran.
Tidur mendengkur seperti suara gergaji mesin
Direktur dari manajemen pasien diabetes rawat inap di Joslin Diabetes Center, Boston, AS, Osama Hamdy, MD, mengatakan, diperkirakan setengah penderita diabetes tipe 2 mengalami gangguan pernapasan tidur.
Jika Anda didiagnosis dengan kondisi tersebut (dikarakterisasi dari dengkuran keras serta mengantuk di siang hari), maka akan sangat baik bagi Anda untuk segera mengecek kadar gula darah.
Menurut salah satu studi yang baru-baru ini dilakukan di Kanada, menunjukkan sebanyak 23 persen pasien yang didiagnosis dengan gangguan sleep apnea ringan atau sedang, atau suatu gangguan tidur yang umum, kemungkinan akan menderita diabetes dalam waktu 5,5 tahun ke depan.
Hubungannya memang tidak benar-benar dipahami, namun ada hubungan yang penting diantara kedua hal tersebut. Yakni, pasien dengan gangguan pernapasan tidur cenderung melepaskan hormon stres ketika tidur. Kondisi ini bisa meningkatkan kadar gula darah. (Eva/R3/HR-Online)
){kind=link}