Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Objek wisata (Obwis) Taman Anggrek Situ Mustika yang berlokasi di Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, kini tengah dalam tahap pembangunan. Rencananya, objek wisata yang menawarkan konsep taman bunga dengan latar panorama alam hutan dan danau ini akan dibuka saat perayaan pergantian tahun baru 2019.
Seperti diketahui, kawasan hutan Situ Mustika merupakan objek wisata legendaris di Kota Banjar. Namun, objek wisata yang dibangun pada tahun 1950-an ini sudah lama terbengkalai dan tidak terurus. Kawasan Situ Mustika memiliki luas sekitar 8,5 hektar dan terdapat danau kecil yang menjadi icon objek wisata ini.
Pengelola Taman Anggrek Situ Mustika Banjar, Hendi Hermadi, mengatakan, objek wisata ini menawarkan konsep taman bunga. Nantinya, akan terdapat sebuah taman yang akan ditanami berbagai jenis bunga anggrek lokal maupun import. Meski begitu, area danau yang menjadi icon Situ Mustika tidak akan dihilangkan. Justru akan dipadukan antara taman bunga, danau dan kawasan hutan.
“Artinya, objek wisata ini mengangkat konsep taman bunga yang berlatar danau dan hutan. Kami terinspirasi dari taman bunga yang berada di Negara-negara Eropa, dimana lokasinya berada di sekitar danau dan hutan,” ujarnya, kepada HR Online, Sabtu (15/09/2018).
Pembangunannya, lanjut Hendi, kini masih dalam tahap pengerjaan dan rencananya akan dibuka pada perayaan Tahun Baru 2019 mendatang. “Mudah-mudahan pembangunannya berjalan lancar dan tak ada kendala. Kami menargetkan akhir tahun ini sudah selasai. Dan saat pembukaan nanti, objek wisata ini diharapkan bisa menjadi tempat hiburan warga Kota Banjar saat merayakan pergantian tahun baru,” katanya.
Menurut Hendi, selain taman bunga, di objek wisata inipun akan dibangun Taman Madu. Nantinya, di tempat itu akan tersedia berbagai jenis madu dan pengunjung bisa langsung melihat proses pembuatan madu secara alami. Pengunjung juga bisa membeli madu di tempat tersebut.
Selain itu, sarana rekreasi bermain serta sentra kuliner pun akan hadir di objek wisata tersebut. Di tempat kuliner akan berdiri sejumlah gazebo dan saung lesehan untuk tempat makan serta bersantai wisatawan. Ada juga tempat permainan anak-anak dan dewasa, seperti permainan berjalan di atas air dengan menggunakan tali ikat serta permainan bola air. Permainan air memanfaatkan danau yang menjadi icon Situ Mustika.
“Kami juga akan membangun arena bermain anak seperti perosotan, ayunan dan kolam renang anak dan beberapa tempat permainan anak lainnya. Untuk tempat bermain anak akan disediakan komplit. Karena salah satu target segmen pengunjung kami adalah keluarga,” ujarnya.
Sementara untuk tempat hiburan, kata Hendi, akan dibangun sebuah food court dengan pilihan makanan dan minuman yang beragam. Di dekat danau pun, tambah dia, akan dibangun sebuah Resto dengan bangunan yang dikonsep kekinian serta ditambah fasilitas hiburan live musik. Dibangunnya Resto tak lain untuk menarik segmen pengunjung anak muda.
“Selain itu, akan dibangun juga tempat camp ground (kemah), aula pertemuan serta beberapa spot foto selfi dan foto prawedding. Jadi, dengan adanya tempat kemah, objek wisata ini bisa dikunjungi selama 24 jam oleh wisatawan,” ujarnya.
Untuk tempat sentra kuliner, akan dibangun di 3 titik berbeda dengan target segmen yang berbeda pula. Menurut Hendi, food court dan Resto, untuk membidik segmen anak muda dan kalangan menengah ke atas. Sedangkan kuliner saung lesehan yang diantaranya menyediakan menu makanan tradisional, diharapkan dapat membidik masyarakat menengah ke bawah.
“Kami ingin keberadaan objek wisata ini bisa dinikmati oleh seluruh segmen. Jadi, taman Anggrek ini benar-benar jadi tempat rekreasi dan hiburannya warga Kota Banjar dari berbagai status sosial,” ujarnya.
Hendi juga mengungkapkan objek wisata Taman Anggrek ini 100 persen didanai pihak swasta. Menurutnya, pihak investor mencoba menangkap peluang usaha parawisata dan hiburan yang menjanjikan di Kota Banjar.
“Kenapa menjanjikan, karena di Banjar sangat minim tempat wisata dan hiburan. Akibatnya, warga Kota Banjar justru lari mencari tempat wisata dan hiburan ke daerah Ciamis, Pangandaran atau Tasikmalaya,” ujarnya.
Padahal, lanjut Hendi, apabila di Kota Banjar dibangun tempat wisata dan hiburan yang referesentatif dengan menawarkan berbagai pilihan fasilitas wisata, bukan mustahil akan diserbu banyak pengunjung.
“Pengunjung yang datang bukan dari warga Banjar saja, tetapi juga warga daerah tetangga seperti Cisaga, Rancah, Cimagaras, Pamarican, Lakbok dan Majenang. Kami teringat pada istilah orangtua dulu yang menyebut Kota Banjar ibarat daerah segitiga emas, dimana sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang menopang daerah-daerah di sekitarnya. Peluang itu yang membuat kami yakin melakukan investasi di sektor wisata,” terangnya.
Namun begitu, kata Hendi, memang terdapat tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam meyakinkan warga Kota Banjar bahwa objek wisata ini bisa memenuhi kebutuhan wisata dan hiburan mereka.
“Tapi kalau melihat respon warga Kota Banjar sangat luar biasa. Masih dalam tahap pembangunan saja, banyak warga yang datang ke sini. Mungkin mereka penasaran dan ingin memastikan fasilitas objek wisata apa saja yang akan dibangun di tempat ini,” ujarnya.
Hendi mengatakan, dalam mengembangkan objek wisata ini, pihaknya mendapat dukungan dari Pemerintahan Kota Banjar, termasuk dari Perhutani sebagai pemilik kawasan Situ Mustika.
“Kalau pengelolaan area wisata sepenuhnya dikelola oleh kami sebagai pengelola wisata. Namun, retribusi tiket masuk dan pengeloaan parkir, akan dikerjasamakan dengan pemerintah daerah dan Perhutani. Untuk kesepakatan mengenai hal itu sudah selesai dibicarakan. Tinggal teknisnya saja,” ujarnya. (Bgj/R2/HR-Online)