Kamis, April 24, 2025
BerandaBerita PangandaranKisah Terowongan Wilhelmina di Kalipucang Pangandaran

Kisah Terowongan Wilhelmina di Kalipucang Pangandaran

Berita Pangandaran (harapanrakyat.com),- Keberadaan terowongan Kereta Api jalur Banjar-Pangandaran yang berada di wilayah Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran yang dikenal terowongan Wilhelmina menyimpan segudang cerita dari warga setempat.

Terowongan yang merupakan sisa peninggalan zaman Belanda saat penjajahan ini sudah lama tak digunakan sejak diberhentikannya operasi Kereta Api jalur Banjar-Pangandaran beberapa tahun silam.

Diketahui, panjang terowongan ini mencapai 1.208 meter yang tepatnya di kilometer 82 jalur Banjar-Pangandaran. Sementara nama Wilhelmina sendiri merupakan sebutan Ratu Belanda yang berkuasa pada tahun 1890 sampai 1948.

Ijan (82), warga Kalipucang, menceritakan, terowongan Wilhelmina dinobatkan sebagai terowongan kereta api terpanjang dan terindah di Indonesia. Pasalnya, selain jaraknya yang panjang, juga di sepanjang jalur tersebut bisa menikmati pemandangan alam, baik pegunungan maupun lautan.

“Pembuatan terowongan ini Belanda melibatkan jasa perusahaan Kereta Api yang bernama Staats Spoorwegen. Pembuatan yang dimulai sekitar tahun 1914 ini, baru bisa diresmikan dan digunakan pada 1 Juni 1921. Saat itu yang memerintah di wilayah Jawa Barat bernama Ratu Wilhelmina,” kata Ijan kepada Koran HR, Senin (24/09/2018).

Apuh, warga Dusun Bagolo Kolot, Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, menambahkan, terowongan tersebut memiliki cerita tersendiri bagi warga sekitar maupun  keluarganya. Pasalnya, pada saat pembuatan terowongan tersebut tidak sedikit nyawa masyarakat sekitar yang melayang akibat medan yang sangat sulit, yakni menembus areal pegununungan dan melintasi jurang yang sangat curam.

“Walaupun saat itu Belanda juga melibatkan jasa perusahaan kereta api dalam pembuatannya, namun mereka juga melibatkan warga pribumi. Zaman dulu kan belum begitu canggih seperti saat ini, apalagi yang kerja itu bangsa kita dan dengan sistem kerja paksa. Jadi wajar bila banyak yang meninggal,” katanya.

Selain cerita itu, kata Apuh, terowongan tersebut juga memiliki cerita mistis yang mana sampai saat ini warga sekitar jarang ada yang berani melintas, baik siang maupun malam hari.

“Kalau terowongan yang panjang sekali jarang jarang ada yang berani ke sana, apalagi kalau malam-malam. Sedangkan yang satu lagi masih sering digunakan warga pada siang hari. Dulu, sekitar tahun 1916 pembuatan terowongan ini sempat terhenti karena banyak yang meninggal dan pekerjanya pun sedikit. Namun, tidak lama kemudian dilanjutkan lagi dan bisa diresmikan sebagai jalur kereta api Banjar-Pangandaran,” pungkasnya. (Ntang/Koran HR)

Tiga Terowongan Kereta Api

Tiga Terowongan Kereta Api Peninggalan Belanda di Pangandaran Jadi Cagar Budaya

harapanrakyat.com,- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menetapkan tiga terowongan kereta api peninggalan Belanda di jalur Banjar-Cijulang, yakni Terowongan Hendrik, Juliana, dan...
Fachry Albar Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara Usai Positif Narkoba

Fachry Albar Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara Usai Positif Narkoba

Fachry Albar terancam hukuman 12 tahun setelah tertangkap karena narkoba. Ini bukanlah kali pertama Fachry Albar tersandung kasus obat terlarang. Aktor Indonesia ini rupanya...
Format Baru SEA Games

Bermain Lebih Sedikit, Format Baru SEA Games 2025 Untungkan Tuan Rumah Thailand?

Pesta olahraga SEA Games 2025 akan segera berlangsung pada Agustus 2025. Sayangnya format baru SEA Games untuk cabang olahraga sepak bola putra dinilai lebih...
Wilayahnya Jadi Langganan Banjir, Para Kades di Banjaranyar Ciamis Desak BBWS Citanduy Bangun Tanggul Sungai Ciputrahaji

Wilayahnya Jadi Langganan Banjir, Para Kades di Banjaranyar Ciamis Desak BBWS Citanduy Bangun Tanggul Sungai Ciputrahaji

harapanrakyat.com,- Selalu terdampak banjir, warga Desa Sindangrasa, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat minta BBWS turun tangan. Mereka harap ada pembangunan tanggul 6,5 kilometer...
pemberdayaan umkm

DPRD Jawa Barat Anggap Pemberdayaan UMKM Secara Optimal Mampu Kurangi Pengangguran

harapanrakyat.com – Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah masyarakat, menjadi solusi mengurangi angka pengangguran, termasuk di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Oleh...
Partisipasi Pemilih PSU Kabupaten Tasikmalaya Terendah ke-7 se-Indonesia, Mantan Anggota KPU RI Sebut Penyelenggara Malas Kerja

Partisipasi Pemilih PSU Kabupaten Tasikmalaya Terendah ke-7 se-Indonesia, Mantan Anggota KPU RI Sebut Penyelenggara Malas Kerja

harapanrakyat.com,- Mantan Anggota KPU RI periode 2012-2017 Hadar Nafis Gumay menyoroti tingkat partisipasi pemilihan masyarakat pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) di berbagai daerah. Bahkan,...