Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pembongkaran pemakaman keluarga di Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (18/9/2018), bikin heboh warga setempat. Pasalnya, tiga makam yang dibongkar tersebut, jasad dan kain kafannya masih utuh serta tidak mengeluarkan bau busuk. Maksud dari pembongkaran makam tersebut untuk dipindahkan ke tempat lain menyusul lahannya akan dibangun proyek perumahan.
Adang Suherlan, keluarga pemilik makam, membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, dirinya pun kaget dan tidak percaya ketika menyaksikan proses pembongkaran makam, dimana jasad dan kain kafannya masih utuh serta tidak mengeluarkan bau busuk.
“Semua orang yang ikut melakukan pembongkaran terheran-heran. Karena salah satu jasad, yakni kakek saya, yang sudah meninggal 35 tahun lalu, masih terlihat utuh jasad dan kain kafannya. Juga tidak mengeluarkan aroma bau busuk,” katanya, di lokasi pembongkaran.
Menurut Adang, tiga jasad yang makamnya dibongkar itu, terdiri dari kakeknya, ayahnya dan keponakannya. Kakeknya yang bernama Jalaudin, meninggal 35 tahun yang lalu. Ayahnya bernama Sasmita, meninggal 14 tahun yang lalu. Sementara keponakannya bernama Kaimita Nurkamila, meninggal 4 tahun yang lalu.
Adang menjelaskan, kakeknya Sasmita meninggal karena penyakit struk, ayahnya Jalaudin meninggal karena penyakit tipus dan keponakannya meninggal ketika beberapa bulan dilahirkan. “Kalau melihat keanehan ini, saya yakin karena kakek dan ayah saya semasa hidupnya dikenal sebagai orang baik. Mereka sangat bertanggungjawab dan menyayangi keluarga. Semoga saja ini pertanda orangtua kami diterima amal sholehnya serta diampuni segala dosanya,” ungkapnya.
Adang mangaku dirinya tak hanya kaget, tetapi juga menangis haru dan hampir saja pingsan. Bahkan, serasa seperti tengah bermimpi. Menurutnya, tak hanya dirinya saja, tetapi keluarga dan tetangga yang ikut melakukan pembongkaran pun merasakan hal yang sama.
“Kabar ini langsung menyebar ke telinga warga. Dari tadi warga berdatangan ke sini untuk memastikan keanehan ini. Bahkan, tak sedikit warga yang memfoto untuk dokumentasi,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Emoh (67) ibunda Adang, menyampaikan hal yang sama. Dia mengatakan tak menyangka jasad suaminya yang sudah terkubur 14 tahun masih utuh dan tidak mengeluarkan aroma bau busuk. “Saya tadi melihat dari dekat, ternyata tiga jasad itu tidak berubah sedikitpun. Bahkan tidak ada cacing ataupun belatung yang menempel pada kain kafan,” ujarnya.
Selain itu, kain kafan yang membungkus tiga jasad itupun tak ada yang rusak maupun robek. “Benar-benar utuh. Hanya kain kapannya jadi berwarna coklat saja karena menyatu dengan tanah,” katanya.
Enok pun yakin bahwa keanehan ini sebuah pertanda baik bagi suami, mertua dan cucunya. Karena suaminya, kata dia, semasa hidupnya dikenal orang baik dan perhatian sama anak dan istrinya. “Pekerjaan suami saya itu buruh bangunan. Kalau setiap mau berangkat kerja, dia selalu membantu saya mencuci pakaian dan memasak air. Dia pun sangat baik sama anak dan istri,” ujarnya.
Sementara itu, tiga jasad yang makamnya dibongar kemudian dipindahkan ke Tempat Pemakaman Umum yang berada di Dusun Handapherang. Pemindahan makam ini dilakukan karena lahannya dibebaskan untuk pembangunan perumahan. (Her2/R2/HR-Online)