Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dua KK (kepala keluarga) korban terdampak gempa yang terjadi pada bulan Desember lalu, sudah hampir 9 bulan ini terpaksa tinggal di tenda darurat dari bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis. Setelah rumahnya rusak akibat diguncang gempa, keduanya tidak mampu memperbaiki atau merenovasi karena tidak memiliki uang.
Kedua korban gempa itu adalah Riban, warga Dusun Bulaksitu RT 03/RW 06 Desa Banjaranyar, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis dan Asep, warga Dusun Siluk, Desa Sukahurip, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis.
Kabid Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Ani Supiani, membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, karena keterbatasan ekonomi dan tidak mampu membangun rumahnya kembali, kedua KK di Kecamatan Banjaranyar dan Kecamatan Pamarican itu, terpaksa mengungsi di tenda yang dipasang di halaman depan rumahnya.
“Mereka menunggu bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumahnya. Sudah 9 bulan ini mereka hidup di tenda. Kami sudah memberikan bantuan tenda berikut bantuan sembakonya,” ujarnya, kepada Koran HR, Senin (06/08/2018) lalu.
Baca juga: Di Pamarican Ciamis, Relawan Evakuasi Rumah Korban Gempa
Awalnya, lanjut Ani, ada 3 KK korban gempa yang memilih tinggal di tenda dararut. Namun, satu KK yang merupakan warga Desa Sukahirup, Kecamatan Pamarican itu, sudah membangun rumahnya kembali. “Bulan kemarin tendanya sudah dikembalikan kepada kami. Kami dari BPBD hanya bisa membantu untuk keperluan tenda dan sembako bagi korban gempa yang belum mampu membangun kembali rumahnya serta belum pulih ekonominya,” ujarnya.
Ani mengatakan bantuan perbaikan rumah untuk korban gempa yang terjadi Desember tahun lalu hingga kini masih berproses di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dia berharap bantuan tersebut bisa secepatnya diturunkan agar bisa segera disalurkan ke seluruh penerima bantuan.
“Jumlah total korban gempa di Kabupaten Ciamis yang kami usulkan untuk mendapat bantuan perbaikan rumah ke BNPB sebanyak 5724 KK. Jumlah itu terdiri dari 312 rumah ketegori rusak berat, 1413 rusak sedang dan 3999 rusak ringan,” ujarnya.
Ani menegaskan, untuk bantuan perbaikan rumah korban gempa, Pemkab Ciamis mengajukan proposal bantuan ke BNPB. Dari ajuan tersebut, kata dia, pihaknya belum mengetahui berapa persen anggaran yang nantinya akan dipenuhi oleh BNPB.
“Karena BNPB pun meminta sharing dari pemerintah daerah. Artinya, BNPB dengan pemerintah daerah patungan untuk memberikan bantuan perbaikan rumah kepada korban gempa. Setelah bantuan dari BNPB turun, nanti kita hitung berapa kurangnya untuk memenuhi kebutuhan perbaikan rumah sebanyak 5724 KK. Kemudian kurangnya ditambah dari APBD Kabupaten Ciamis,” terangnya.
Ketika ditanya berapa besaran bantuan untuk masing-masing korban gempa, Ani mengatakan belum bisa memastikan. Karena, tambah dia, pihaknya harus melihat dulu berapa anggaran bantuan yang diturunkan dari BNPB dan juga menghitung berapa kemampuan anggaran dari APBD Kabupaten Ciamis untuk memenuhi dana sharing.
“Kalau anggaran untuk bantuan dari BNPB dan dana sharing dari Pemkab Ciamis sudah muncul angkanya, baru kita hitung berapa besaran yang layak untuk masing-masing korban gempa. Namun, besarannya akan dibedakan antara rumah yang rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan,” ujarnya.
Rumah yang Rusak Akibat Gempa Akhirnya Ambruk
Rumah milik Riban, warga Dusun Bulaksitu RT 03/RW 06 Desa Banjaranyar, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dilaporkan ambruk setelah terjang angin, Minggu (05/08/2018). Rumah yang dihuni oleh 8 jiwa ini sebelumnya sudah rusak akibat diguncang gempa yang terjadi pada Desember tahun lalu.
Bahkan, rumah yang mengalami retak cukup parah pada bagian dindingnya itu, setelah terjadi gempa tak lagi dihuni oleh pemiliknya, kerena khawatir sewaktu-waktu ambruk. Menurut Ani, sejak rumah milik Riban rusak akibat gempa pada Desember lalu, hingga kini sudah tak lagi dihuni.
“Keluarga Pak Riban membuat tenda di halaman rumahnya. Dia belum memiliki uang untuk memperbaiki rumahnya yang rusak akibat gempa. Pak Riban kini tengah berharap mendapat bantuan perbaikan rumah dari pemerintah,” ujarnya. (Bgj/Koran-HR)