Sabtu, April 12, 2025
BerandaBerita CiamisPolemik Penobatan Raja Galuh di Ciamis, Prof Sobana: Masa Raja Dipilih Oleh...

Polemik Penobatan Raja Galuh di Ciamis, Prof Sobana: Masa Raja Dipilih Oleh Kabuyutan

Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Penobatan Raja Galuh yang sebelumnya dikukuhkan di situs Pancalikan (peninggalan singasana raja Kerajaan Galuh) Cagar Budaya Karangkamulyan, di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada Senin (23/07/2018) lalu, terus menuai polemik. Setelah dipertanyakan oleh DPRD Ciamis, kini budayawan yang juga Akademisi Sejarah Sunda, Prof A Sobana Hardjasaputra, turut mengkritisi adanya penobatan Raja Galuh tersebut.

Sobana menegaskan tata cara penobatan Raja Galuh yang diprakarsai komunitas budayawan Galuh Sadulur dinilainya sudah melenceng dari sejarah Kerajaan Galuh. Dia mencontohkan, seperti orang-orang yang memilih Raja Galuh, seharusnya bukan oleh perwakilan dari kabuyutan. Karena menurut catatan sejarah Galuh, kata dia, justru kabuyutan diangkat oleh Raja Galuh.

“Dari sistem pemilihaannya saja sudah melenceng dari sejarah. Kabuyutan itu bawahan Raja. Masa Raja dipilih oleh Kabuyatan. Ini kan lucu. Meskipun mereka bilang penobatan itu dengan sebutan raja tanpa mahkota dan tahta. Makanya wajar DPRD Ciamis mempertanyakan terkait penobatan Raja Galuh, karena memang sudah melenceng dari sejarah,” ujarnya, kepada Koran HR, Selasa (31/07/2018) lalu.

Namun begitu, lanjut Sobana, dirinya mengapresiasi gerakan pelesatrian budaya dan adat Kerajaan Galuh yang terus digulirkan oleh komunitas Galuh Sadulur. Bahkan, dia mengaku selalu mendukung kegiatan Galuh Sadulur yang konsen melestarikan budaya Kerajaan Galuh.

“Kalau tujuannya untuk melestarikan budaya Galuh, itu bagus. Saya sangat mendukung. Nah, kalau seandainya komunitas Galuh Sadulur memandang harus ada seorang pemimpin budaya agar lebih menggeliat lagi kegiatannya, itu sah-sah saja. Malah bagus. Namun masalahnya, seorang pimpinannya jangan dinamai Raja, tetapi cari nama lain yang tidak mengundang polemik. Misalnya dinamai Sesupuh Galuh atau nama lain yang masih mengindentitaskan pemimpin Galuh atau pemimpin Sunda,” terangnya.

Menurut Sobana, apabila dilihat dari tujuan, kegiatan yang digulirkan Galuh Sadulur sangat luar biasa dalam mengangkat budaya Kerajaan Galuh. “Hanya persoalan nama raja saja yang mengundang polemik. Kalau para budayawan ingin mengangkat simbol pemimpin, ya namanya jangan Raja. Bisa kan cari nama lain, tapi tetap mengidentitaskan kegaluhannya. Kalau nama raja, justru mengaburkan tujuan dan malah mengundang polemik. Saya rasa nama Raja tidak tepat, karena konteks jamannya pun sudah berbeda antara dulu dengan sekarang,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Ciamis, Yat Rospia, mengatakan, meski pihaknya hadir pada acara penobatan Raja Galuh, namun tidak mengikuti terlalu jauh. Pihaknya, kata dia, hadir di acara tersebut hanya sebagai penggiat budaya.

“Namun menurut pandangan kami, apabila ada penobatan Raja Galuh, baiknya dipilih orang yang bisa diterima dan bisa merangkul semua pihak. Tetapi, kami tidak memiliki kepentingan siapa yang pantas menjadi Raja Galuh. Bagi kami siapa saja tidak menjadi masalah. Hanya saja, kami melihat bahwa polemik ini bisa terjadi, dimungkinkan karena permasalahan tersebut,” katanya, kepada Koran HR, Selasa (31/07/2018) lalu.

Yat pun tidak mau berkomentar lebih jauh terkait masalah ini. Dia mengatakan polemik bisa mereda apabila semua pihak duduk bersama. “Ya baiknya para keluarga keturunan Galuh duduk bersama agar polemik ini tidak berkepanjangan. Kami hanya sebagai penggiat budaya saja dan tidak bisa terlalu jauh masuk ke ranah tersebut,” ujarnya. (Heri/Koran-HR)

Berita Terkait

Penobatan Raja Galuh di Ciamis Jadi Polemik, Hanif Radinal Enggan Tanggapi

Khawatir Rusak Tatanan Sejarah, DPRD Ciamis Pertanyakan Penobatan Raja Galuh

Penobatan Raja Galuh Dipertanyakan DPRD Ciamis, Begini Penjelasan Hanif Radinal

Curug Ibun Majalengka

Curug Ibun Majalengka, Air Terjun Berpelangi yang Lebih Indah dari Green Canyon

harapanrakyat.com,- Curug Ibun menjadi destinasi wisata alam yang semakin populer di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Terletak di Desa Sukasari Kaler, Kecamatan Argapura, curug ini...
efisiensi anggaran

DPRD Sebut Jawa Barat Jadi Provinsi Terbesar yang Lakukan Efisiensi Anggaran

harapanrakyat.com - DPRD menyebut Pemprov Jawa Barat menjadi provinsi yang paling besar melakukan efisiensi anggaran sesuai Inpres Nomor 1/2025. Baca Juga : Sempat Tertunda, DPRD...
SMK Muhammadiyah 1 Sumedang Luncurkan Prodi Teknik Energi Terbarukan, Pertama di Indonesia

SMK Muhammadiyah 1 Sumedang Luncurkan Prodi Teknik Energi Terbarukan, Pertama di Indonesia

harapanrakyat.com,- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, melakukan kunjungan kerja ke SMK Muhammadiyah 1 Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (12/4/2025). Salah satu agenda...
Tabrak Tembok Jembatan Cimedang Tasikmalaya, Pemotor Hanyut hingga Meninggal Dunia

Tabrak Tembok Jembatan Cimedang Tasikmalaya, Pemotor Hanyut hingga Meninggal Dunia

harapanrakyat.com,- Seorang pemotor menabrak tembok jembatan hingga terjun ke Sungai Cimedang, Desa Margaluyu, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (11/4/2025). Korban yang sempat...
Toko Bangunan di Garut Dilahap si Jago Merah, Kerugian Capai Ratusan Juta

Toko Bangunan di Garut Dilahap si Jago Merah, Kerugian Capai Ratusan Juta

harapanrakyat.com,- Kebakaran hebat terjadi di jalan lintas selatan atau tepat di Kampung Rancabuaya, Desa Purbayani, Kecamatan Caringin, Garut, Jawa Barat, Sabtu (12/4/2025). Sebuah toko bangunan di...
Berkunjung ke Sumedang, Menteri Abdul Mu'ti Bantuan untuk Guru Honorer Segera Disalurkan

Berkunjung ke Sumedang, Menteri Abdul Mu’ti: Bantuan untuk Guru Honorer Segera Disalurkan

harapanrakyat.com,- Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), memastikan akan menyalurkan bantuan langsung kepada para guru honorer. Hal itu Mendikdasmen Abdul Mu'ti katakan...