Berita Gaya Hidup, (harapanrakyat.com),- Pernyataan mengejutkan diungkapkan oleh profesor dari Harvard, Dr Karin Michels. Dia mengungkapkan bahwa minyak kelapa yang selama ini digembor-gembor menyehatkan ternyata malah sebagai racun.
Dijelaskannya dalam artikel penelitian dalam bahasa Jerman dengan judul “Minyak Kelapa dan Kesalahan Gizi Lainnya”, Dr Karin mengatakan kalau minyak kelapa adalah “racun murni”.
Serupa dikatakan dalam berita yang diambil dari News.com.au, Kamis (23/8), lagi-lagi Dr Karin menyebutkan minyak kelapa sebagai racun murni. “Minyak kelapa termasuk dalam salan satu makanan paling buruk yang dapat Anda makan,” ucapnya.
Menurutnya, menggembor-gemborkan kalau minyak berbahan kelapa sangat bagus dalam pemakaian sehari-hari adalah sebuah kesalahan.
Selain itu, Dr Karin juga sangat tidak percaya bahwa bermanfaat untuk melangsingkan tubuh atau berat badan, dan dipercaya mempunyai khasiat menambah kekuatan otak.
Dengan adanya pernyataan tersebut tentu masyarakat Indonesia dan negara lain yang menggunakannya sebagai bahan memasak menjadi terkejut.
Bahkan negara adi daya Amerika Serikat di tahun 2016 lalu, sekitar 70 persen masyarakatnya mengonsumsinya, serta berpendapat kalau minyak yang satu ini termasuk minyak tersehat dan mengalahkan minyak babi.
Terlebih-lebih saat ini booming seduhan kopi dicampur dengan minyak kelapa. Bagi penggemar ‘kopi antipeluru’ sebutan kopi minyak kelapa, bahwa minuman tersebut diklaimnya bisa ‘menunda’ rasa lapar. Dipercaya juga, kopi antipeluru ini bisa membantu mengusir kabut otak pasca-bangun.
Tidak sedikit juga yang percaya kalau minyak kelapa bisa mencegah radang gusi serta sinusitis. Biasanya berkumur minyak kelapa sebanyak satu sendok selama sepuluh menit, penyakit tersebut bisa sembuh.
Pernyataan Dr Karin saat menjadi pembicara di Jerman itu ternyata sudah pernah muncul pendapat serupa. American Heart Association pernah mengungkapkan hal serupa, dan disarankan supaya tak lagi memakan minyak kelapa secara berlebihan.
Ucapan tersebut bukan tanpa bukti. Dari penelitian yang dilakukan, minyak tersebut mengandung lemak jenuh sebanyak 82 persen, yang melebihi dari mentega cuma 63 persen.
Tentu dengan kandungan tersebut, American Heart Association (para ahli jantung) menyarankan membatasi konsumsi minyak yang terkenal dengan mewah dan lezat tersebut.
Pendapat Lain
Dengan adanya pernyataan Dr Karin tentu ada yang tidak sependapat, salah satunya dikatakan profesor nutrisi dari Columbia University, Amerika Serikat, Marie-Pierre St-Onge. Menurutnya, dalam penelitian yang dia lakukan minyak tersebut cuma mempunyai 14% asal lemak rantai menengah.
Diklaimnya juga kalau bahan masakan tersebut dapat meningkatkan metabolisme serta menurunkan berat badan. Pasalnya, minyak dari bahan kelapa ini mengandung 14% asal lemak rantai menengah. Jadi tidak semuanya lemak jenuh.
Dikatakannya, apabila Anda taju cara membuat minyak kelapa dan membeli di toko terpercaya, maka minyak tersebut tidak apa-apa untuk dikonsumsi. “Jadi sekarang semua tergantung pada konsumen,” ucapnya.
Dalam jurnal yang dipublikasikan American Journal of Clinical Nutrition, Marie-Pierre St-Onge menjelaskan hasil penelitiannya tentang minyak itu bisa menurunkan berat badan.
Jurnal tersebut menunjukkan bahwa orang yang mempunyai berat badan berlebih yang kemudian memakan makanan dengan rantai lemak menengah adalah bagian dari program diet.
Hasil dari penelitian tersebut, berat badan mereka mengalami penurunan lebih banyak ketimbang minyak zaitun. (Adi/R5/HR-Online)