Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Musim kemarau yang melanda di berbagai daerah berdampak buruk pada hasil pertanian, bahkan areal sawah yang kekeringan dipastikan mengalami gagal panen.
Seperti halnya di Dusun Tarikkolot, Desa Pejaten, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran hektaran sawah mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Sehingga, tanaman padi yang sudah ditanam akan gagal panen.
“Padahal saya sudah berusaha menanam dan memupuk tanaman padi sebaik mungkin. Namun karena sekarang musim kemarau, saya tidak berbuat apa-apa lagi dan kemungkinan besar akan gagal panen,” kata Idin Suganda kepada Koran HR, Senin (30/07/2018).
Jika panen normal, lanjut Idin, di sawah seluas satu hektar bisa menghasilkan gabah bersih sekitar 2 ton. Namun, di musim kemarau ini hanya bisa menghasilkan sekitar 2 kwintal saja dan kerugian tersebut terbilang sangat besar.
Harto, petani palawija, juga mengeluhkan kondisi kemarau saat ini. Menurutnya, kekeringan yang melanda saat ini menyebabkan tanaman timun yang ditanamnya hampir mati.
“Biasanya untuk bisa memanen timun hanya butuh waktu dua bulan saja. Tapi ini memasuki usia 2 minggu sudah mati. Biasanya saya bisa memanen timun tiap hari dalam sebulan, namun karena kondisi ini hanya 3 hari sekali,” ujarnya.
Sementara para petani di Blok Liposos, Paledah Kecamatan Padaherang dan Blok Bebedilan Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang justru bergembira dengan datangnya musim kemarau. Pasalnya, areal sawah yang biasanya diterjang banjir tersebut kini sudah bisa ditanami.
“Setelah 3 tahun lamanya gagal panen karena banjir, Alhamdulillah sekarang sudah bisa menanam padi lagi. Semoga saja nanti panennya berlimpah,” ucap Sunarta, salah satu petani di Kalipucang. (Ntang/Koran HR)