Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Sejak kelas 6 SD, Suhartini harus kehilangan satu kaki akibat kecelakaan lalu lintas yang dialaminya. Kini, warga Dusun Padasuka, RT. 02, RW. 017, Desa Wonoharjo, Kecamatan Pangandaran, Jawa Barat itu sudah berusia 16 tahun. Namun, asuransi dari pihak Asuransi Jasaraharja yang ia harapkan belum juga cair.
Saat ditemui HR Online di rumahnya, Rabu (08/08/2018), Suhartini menuturkan bahwa kecelakaan itu terjadi sekitar tiga tahun lalu, saat usianya masih 12 tahun. “Waktu itu sebuah mobil minibus menabrak aku hingga tak sadarkan diri, dan akhirnya aku harus kehilangan satu kaki,” tutur Suhartini.
Nining Suningsih, ibunya Suhartini, mengatakan, saat kejadian, pihak keluarganya diintimidasi oleh penabrak agar tidak melaporkan kepada pihak kepolisian, dan meminta agar diselesaikan secara kekeluargaan.
“Alhasil, biaya pengobatan dari Asuransi Jasaraharja pun tidak cair dan kami menanggung sendiri. Pada saat itu kami menghabiskan biaya untuk pengobatan anak kami sekitar 17 juta rupiah. Sekarang saya berharap pemerintah memberikan perhatian kepada keluarga saya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Nining mengatakan, sebelumnya ada seorang donatur yang memberikan kaki palsu untuk anaknya, namun ukurannya tidak cocok sehingga tidak pernah dipakai. “Tapi alhamdulillah, sekarang ada yang mau memberikan jangka untuk menopang tubuh anakku saat berjalan,” ucap Nining.
Terkait dengan hal itu, Ipan, salah seoorang anggota Forum Silaturahmi Bersama, mengatakan, kondisi keluarga Nining memang sangat memprihatinkan, sehingga sangat wajar jika ada perhatian lebih dari pemerintah.
“Saya melihat rumahnya pun sudah sangat rusak, bahkan ketika musim hujan air selalu masuk ke dalam rumah karena atapnya sudah pada bolong. Rumahnya sudah tidak layak huni,” terang Ipan. (Cenk/R3/HR-Online)