Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis mengajak kepada pihak perusahaan swasta maupun dermawan untuk membantu masyarakat di Kabupaten Ciamis yang mengalami krisis air bersih. Kekeringan akibat kemarau di Kabupaten Ciamis kini sudah meluas hampir di seluruh kecamatan.
Dengan begitu, Pemkab yang anggarannya terbatas, tidak mungkin bisa mengcover seluruh kebutuhan warga yang membutuhkan air bersih, apalagi dilakukan secara berkala.
“Menurut catatan BPBD Jabar, Kabupaten Ciamis merupakan daerah kedua terparah yang mengalami kekeringan di Jawa Barat. Bayangkan saja, berdasarkan catatan BPBD, sebanyak 39.556 KK (kepala keluarga) di Kabupaten Ciamis mengalami krisis air bersih. Untuk membantu kebutuan air warga sebanyak itu, tentunya tidak hanya dibantu satu kali. Tetapi, selama musim kemarau atau saat mereka memerlukan bantuan air bersih, mau tidak mau harus dibantu,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, kepada Koran HR, pekan lalu.
Namun begitu, lanjut Ani, anggaran operasional BPBD untuk penanggulangan krisis air bersih saat ini sudah minim. Sehingga dibutuhkan bantuan semua pihak, baik dari pihak swasta, instansi, kelompok masyarakat ataupun dermawan perorangan. “Kondisi kekeringan di Ciamis saat ini paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tentunya kondisi alam seperti ini tidak bisa diprediksi, sehingga pada tahun kemarin kami hanya mengajukan anggaran seperti tahun sebelumnya,” ujarnya.
Apabila ada pihak swasta, instansi, kelompok masyarakat ataupun dermawan perorangan berniat mengadakan bakti sosial pemberian air bersih ke masyarakat, lanjut Ani, cukup mempersiapkan dana operasional untuk keperluan BBM mobil tangki, BBM pompa air dan biaya jasa sopir tangki berikut keperluan makannya.
“Mobil tangki dan air bersihnya kami sediakan. Tidak perlu bayar alias gratis. Para dermawan cukup membayar biaya operasionalnya saja. Untuk Calag (Calon Anggota Legistif) pun bisa. Kami tidak melihat siapa yang akan melakukan kebaikan. Asalkan mengajukan permohonan kepada kami dan siap menyediakan biaya operasionalnya, kami sediakan mobil tangki berikut air bersihnya,” katanya.
Sebelumnya, BPBD Provinsi Jawa Barat melansir bahwa Kabupaten Ciamis merupakan kabupaten/kota kedua terparah di Jawa Barat yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang sudah terjadi selama dua bulan terakhir ini.
BPBD Jabar mencatat sebanyak 39.566 KK (kepala keluarga) di Kabupaten Ciamis mengalami krisis air bersih. Sementara 9273 hektar lahan pertanian mengalami kekeringan. Kondisi itu terjadi di seluruh kecamatan (27 kecamatan) di wilayah Kabupaten Ciamis.
Menurut Ani, kekeringan akibat kemarau yang terjadi di wilayah Kabupaten Ciamis kini sudah menyebar ke seluruh kecamatan. Biasanya, tambah dia, daerah yang rawan kekeringan terjadi di 8 kecamatan, yakni Kecamatan Banjarsari, Banjaranyar, Pamarican, Lakbok, Cijeungjing, Cisadap Ciamis, Rancah dan Rajadesa.
“Sekarang di seluruh kecamatan ada daerah yang mengalami kekeringan. Namun, kondisi terparah memang terjadi di 8 kecamatan yang rawan kekeringan tersebut. Tapi untuk tahun ini, ditambah Kecamatan Cidolog yang sama banyak daerah yang mengalami kekeringan,” ujarnya.
Ani mengatakan, banyaknya daerah di wilayah Kabupaten Ciamis yang mengalami kekeringan karena dipengaruhi dari kondisi tanah yang kebanyakan berada di dataran tinggi atau perbukitan. Sehingga sumber air warga yang mengandalkan dari sumur cepat sekali mengalami kekeringan ketika terjadi musim kemarau. (Bgj/Koran-HR)