Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Lapangan sepak bola di Sport Center (SC) Langensari bisa dibilang sudah memadai. Itu dibuktikan dengan terus digelarnya even kejuaraan bergengsi sepak bola tingkat Jabar, mulai dari Liga 3 zona Jabar sampai Piala Soeratin U-13 dan U-15. Bahkan tidak sedikit yang memuji kondisi lapangan Sport Center Langensari.
Namun demikian, prestasi sepak bola Kota Banjar sendiri belum berbanding lurus dengan stadion yang dimilikinya. Untuk itu, beberapa tokoh sepakbola menilai bahwa Kota Banjar harus pula mampu mendongkrak prestasi sepak bolanya.
“Ya dengan miliki lapang sangat representatif di SC ini, Kota Banjar harus bisa pula mendongkrak prestasi sepakbolanya,” tandas salah satu legenda Persib Bandung, Encas Tonif, saat diwawancarai Koran HR, Sabtu (28/07/2018).
Menurutnya, dengan Stadion SC Langensari dipercaya gelar berbagai event sepakbola bergengsi tingkat Jabar, menjadi cikal bakal kemajuan daerah Kota Banjar sendiri. Tinggal bagaimana dukungan pemerintah dan masyarakat daerahnya. Stake holder yang ada harus mau jalin komunikasi dengan daerah lain yang sudah maju di bidang tersebut.
”Yang jelas, mau tidak Kota Banjar menunjukan identitas kedaerahnya. Bukan hanya infrastruktur olahraganya, tapi harus pula perkuat dukungan pemberdayaan dan pembinaan atletnya, salah satunya dongkrak prestasi sepak bola,” tanya dia.
Dia tak memungkiri, di Kota Banjar ini punya figur yang ingin memajukan sepakbola daerahnya, seperti Ketua Askot PSSI Banjar, Dadang Kalyubi, dan Ketua KONI Kota Banjar, Rachwan.
“Mereka selalu intens jalin komunikasi dengan kami, yang tujuan hanya ingin majukan sepakbola daerahnya,” ujarnya.
Namun itu tidak cukup hanya sebatas oleh dua figur orang tersebut, mesti ada lagi banyak figur lainnya yang melibatkan diri untuk kemajuan dan kebangkitan persepakbolaan Kota Banjar.
“Jika tak seperti itu, akan susah majunya sepak bola Kota Banjar. Terlebih Pemda dan masyarakatnya acuh tak acuh, atau seolah mengabaikan pembangunan bidang pemberdayaan masyarakat. Ya, sayang dong. Fasilitas sudah bagus ini, tak ditopang prestasi sepak bolanya,” tukasnya.
Senada dikatakan anggota Badan Tim Daerah (BTD) atau penjaring potensi daerah Asprov PSSI Jabar, H. Yoko Anggasurya. Dikatakannya, semestinya identitas Kota Banjar miliki lapang sebagus di SC ini, juga miliki tim sepak bola yang bagus pula dan mampu berprestasi.
“Ingat, yang bagusnya ini baru lapang sepak bolanya. Tapi Kota Banjar belum punya tim sepak bola yang benar-benar diakui prestasinya,” ucapnya.
Menurutnya, dipercayanya SC menggelar event prestise di Jabar, bahkan mungkin ke depannya nasional, bisa dijadikan penggugah semangat oleh Pemda dan masyarakatnya untuk serius pembentukan tim sepak bolanya yang tangguh.
Yusuf Bachtiar yang juga mantan pemain Persib Bandung dan sekarang Kepala SSB UNI Bandung, mengakui, bahwa lapang sepak bola di SC bagus terutama kualitas rumputnya, dan memang dilihatnya pemeliharaan juga bagus.
“Tinggal sumber daya manusia yang perlu diperhatikan di Kota Banjar ini, seperti halnya kami di PSSI Bandung intens menggenjot jalankan program pengembangan SDM, diantaranya pelatih, perangkat wasit dan banyak lagi yang terkait juga tentunya pembinaan atlet muda melalui SSB,” tuturnya.
Untuk itu, Yusuf menyarankan agar Kota Banjar harus perbanyak SDM perangkat pertandingan sepak bola yang miliki lisensi sertifikat. “Tak ketinggalan sering lakukan coaching klinik. Serta harus banyak komunikasi dengan daerah lain yang sekiranya sudah maju sepak bolanya,” sarannya.
Sebenarnya, jika diamatinya bahwa Kota Banjar banyak atlet muda potensi untuk dikembangkan. Cuma, katanya, ada dua teknis yang harus dibenahi dan diseriusi dalam mengangkat identitas atau nama Kota Banjar khususnya di persepakbolaan, yaitu pembentukan sebuah tim sepak bola yang cukup handal, dimana harus dilakukan dengan latihan kontinyu.
“Dan yang keduanya, perlu juga sementara waktu perekrutan pemain yang bagus dari daerah lain, agar terjadi persaingan yang kompetitif bagi pemain asli Kota Banjar sendiri. Namun, pembinaan pemain lokal jangan lepas tetap berjalan, sehingga nantinya ketemu atau sinkron,” tuturnya.
Upaya itu, memang tak dipungkirinya akan mengandung biaya. Tapi itu semua bisa disiasati melalui dukungan APBD yang masuk melalui KONI. Askot PSSI Banjar berhak ngotot pada KONI minta anggaran lebih untuk pembinaan sepak bola.
“Kami pun di Bandung seperti itu, ngotot. Bukannya mengesampingkan bidang olahraga lain, tapi sepak bola ini olahraga yang memasyarakat dan merakyat,” tukasnya.
Sementara itu, sejumlah kalangan pengamat sepak bola Kota Banjar sendiri pesimis sepak bola Kota Banjar bisa maju dan berkembang, jika Pemda dan masyarakatnya sendiri kurang beranimo dan bergairah.
Pangkal pengembangan dan membangkitkan sepak bola Banjar alasannya finansial, maka penting digali masalah itu memanggil para tokoh sepak bola dan pimpinan daerah, guna membahas strategi kebijakan meningkatkan potensi daerah melalui olahraga khususnya sepakbola. (Nanks/Koran HR)