Perubahan jam tidur saat libur akhir pekan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti jantung, kondisi kesehatan memburuk, kelelahan dan suasana hati memburuk.
Libur akhir pekan memang sering dimanfaatkan banyak orang untuk tidur larut malam atau begadang. Padahal, perubahan setiap jam tidur per minggu akibat begadang akan meningkatkan 11 persen risiko penyakit jantung. Hal itu dipresentasikan sebuah studi di Associated Professional Sleep Societies, seperti yang dilansir Real Simple, Jum’at (17/08/2018).
Asisten peneliti di University of Arizona, Sierra Forbush, menyebutkan, menghindari begadang dengan jadwal tidur teratur merupakan cara efektif mencegah penyakit jantung, karena relatif sederhana dan murah. Selain itu, punya jadwal tidur teratur juga berguna untuk mencegah masalah kesehatan lainnya.
Sementara, The American Academy of Sleep Medicine, menyarankan orang dewasa tidur selama 7 jam atau lebih per malamnya supaya mendapatkan kesehatan yang optimal. Kalau begadang hanya dilakukan sesekali mungkin bukan masalah besar. Namun, jika dilakukan setiap akhir pekan selama 15 tahun, itu bisa meningkatkan risiko penyakit.
Tetapi menurut Sierra Forbush, perlu lebih banyak lagi penelitian yang harus dilakukan guna menentukan bagaimana pergeseran waktu tidur dari waktu ke waktu bisa mempengaruhi kesehatan. Karena penelitian hanya melihat tanggapan dari satu titik waktu saja.
“Konsistensi tidur harus menjadi gaya hidup, sama halnya seperti kita harus berolahraga 30 menit dalam sehari. Selain itu, kita juga perlu menjaga waktu tidur kita tetap teratur, meskipun saat libur akhir pekan,” jelasnya. (Eva/R3/HR-Online)