Berita Teknologi, (harapanrakyat.com),- Pada akhir bulan ini, tepatnya 28 Juli 2018, masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan gerhana Bulan total terlama.
Dilansir OkezoneTechno, situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, sepanjang tahun 2018 diprediksi terjadi lima kali gerhana. Pertama, gerhana Bulan total pada 31 Januari 2018 yang bisa diamati dari Indonesia.
Kedua, gerhana Matahari sebagian yang berlangsung 15 Februari 2018 dan tidak dapat diamati dari Indonesia. Ketiga, gerhana Matahari sebagian pada 13 Juli 2018, juga tidak bisa disaksikan dari Indonesia, dan keempat, gerhana Bulan total tanggal 28 Juli 2018 yang dapat diamati dari Indonesia, serta gerhana Matahari sebagian yang akan terjadi 11 Agustus 2018, namun tidak bisa dilihat dari Indonesia.
Kepala BMKG Manokwari, Papua Barat, Denny Putiray, mengatakan, fenomena gerhana Bulan total tanggal 28 Juli 2018 merupakan gerhana Bulan terlama sepanjang 100 tahun terakhir ini. Diperkirakan fenomena tersebut mulai dari jam 00.13 WIB dan akan berakhir pada jam 06.30 WIB.
“Puncaknya terjadi pada jam 03.00 sampai 04.13 WIB, jadi durasinya cukup lama yakni kurang lebih 103 menit,” kata Denny.
Untuk wilayah Papua atau Indonesia bagian Timur, gerhana Bulan total juga dapat disaksikan dari pukul 02.00 hingga 08.30 WIT, sedangkan puncaknya terjadi pada pukul 05.00 hingga 06.30 WIT.
“Jadi kami di wilayah Papua dapat menyaksikannya pada pagi hari. Ketika bangun Subuh, kita bisa menyaksikan puncak gerhana Bulan total,” terangnya.
Denny juga menjelaskan, secara teori pergerakan bulan berdampak terhadap cuaca. Sehingga, tidak menutup kemungkinan menjelang gerhana Bulan terjadi hujan, angin. Seperti pasang surut gelombang air laut, atau bisa juga angin. Sehingga masyarakat, terutama yang bekerja di laut harus lebih waspada.
Seperti diketahui, terjadinya gerhana Bulan adalah saat cahaya Matahari terhalangi oleh Bumi, yang menyebabkan cahaya Matahari tidak semuanya sampai ke Bulan. Terjadinya fenomena ini salah satunya akibat pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan yang dinamis dan hanya berlangsung ketika fase purnama. Hal itu bisa diprediksi sebelumnya.
Sedangkan, peristiwa gerhana Matahari akibat terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan, sehingga tidak semuanya bisa sampai ke Bumi. Peristiwa ini biasa terjadi saat fase bulan baru. (Eva/R3/HR-Online)