Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Perum Perhutani Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Pangandaran Kesatua Pemangku Hutan (KPH) Ciamis Jawa Barat hampir satu bulan melakukan penebangan pohon di sepanjang Jalan Nasional Banjar-Pangandaran. Penebangan pohon yang didominasi di pinggir jalan tersebut membuat pengendara khawatir, terlebih saat nanti musim hujan tiba.
Ade Wawan, warga Emplak Kecamatan Kalipucang, mengatakan, dirinya serta warga lainnya mengaku khawatir dengan adanya penebangan tersebut, terutama saat musim hujan terjadi longsor.
“Semoga saja tidak terjadi. Kami harap Perum Perhutani segera mereboisasi secepatnya agar kondisi tebing di sepanjang jalan ke Pangandaran bisa stabil. Soalnya, ada lokasi yang pernah longsor di Emplak, meski tidak seberapa namun harus menjadi perhatian bagi semuanya supaya tidak meluas longsornya,” kata Ade kepada Koran HR, Senin (16/07/2018).
Menanggapi soal penebangan hutan, Asisten Perhutani (Asper), Asep Padilah, mengaku penebangan pohon di sepanjang jalan tersebut bukan tanpa alasan yang jelas. Namun, sudah sesuai prosedur.
“Sebelumnya kita ada permohonan dari Muspika Kecamatan Kalipucang yang kemudian ditindaklanjuti Perum Perhutani. Jadi, penebangan ini ada alasannya dan sudah sesuai prosedur serta perhitungan yang matang,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Asep, sebelum penebangan juga sudah disampaikan pemberitahuan ke pemerintah setempat. Sementara itu, pasca penebangan pihaknya juga bakal melakukan penanaman kembali berupa pohon kaliandra untuk menguatkan tanah agar tidak labil.
“Penebangan yang kami lakukan di sepanjang jalan Emplak itu lebarnya 20 meter dan total semuanya 6 hektare. Di lahan yang nanti ditanami Perhutani tidak boleh ada tanaman lain selain pohon kaliandra,” pungkasnya.
Ditemui terpisah, Wakil Bupati Pangandaran, H. Adang Hadari, mengatakan, Pemkab Pangandaran merasa tidak diberitahu soal penebangan hutan di kawasan Emplak. Kendati demikian, pihaknya tidak mau ambil pusing persoalan tersebut. Sebab, penebangan merupakan urusan Perhutani.
“Kami tidak mau ambil pusing soal itu. Terpenting, Perhutani segera menanami kembali lokasi yang ditebang agar tanah di tebing tersebut tetap kuat,” katanya. (Ntang/Koran HR)