Berita Bisnis, (harapanrakyat.com),- Untuk mendorong praktek pertanian ramah lingkungan, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) mengembangkan Pupuk Lambat Urai (PLU). PLU memiliki tujuan agar pupuk terurai ke tanah secara perlahan-lahan.
Inovasi unggulan Balingtan ini dipamerkan di stand gelar teknologi pada acara “Aksi Peduli Lingkungan Pertanian” di kompleks perkantoran Balingtan, Pati, Jawa Tengah, 2 sampai 6 Juli 2018.
Peneliti Balingtan, Miranti Ariani mengungkapkan, pupuk yang diformulasi menjadi PLU adalah pupuk urea. Pupuk tersebut diselimuti dengan bahan penghambat nitrifikasi alami yang berasal dari gulma Babandotan (Ageratum conizoides).
“Pengembangan PLU bertujuan agar nitrogen yang berada dalam pupuk terurai ke tanah secara perlahan-lahan. Sehingga pada saat tanaman membutuhkan, pupuk nitrogen masih tersedia di tanah, tidak hilang terbawa air atau udara, maupun mencemari lahan,” katanya.
Hasil penelitian Miranti dan kawan-kawan menunjukkan, melalui pemanfaatan PLU serapan N oleh tanaman meningkat. Hal itu dibarengi dengan produksi yang juga meningkat.
Penelitian Miranti dan kawan-kawan dilakukan di kebun percobaan Balingtan pada 2017. Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan PLU mampu meningkatkan hasil jagung sebesar 17 persen dibandingkan dengan pupuk urea biasa.
Selain itu, Penggunaan PLU juga meningkatkan efisiensi penggunan N hingga 16 persen, serta mampu menekan emisi dinitrogen oksida (N2O) sebesar 25 persen. Dengan demikian, penggunaan PLU atau slow release fertilizer menjadi salah satu komponen penting dalam praktek pertanian ramah lingkungan.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Dedi Nursyamsi menegaskan, pihknya mengapresiasi praktek-praktek pertanian ramah lingkungan yang dilakukan melalui berbagai inovasi.
Menurut Dedi, pertanian ramah lingkungan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan melakukan pengurangan penggunaan pupuk an-organik, pemanfaatan bahan-bahan alami sebagai pupuk maupun pestisida alami, dan pemanfaatan limbah pertanian yang tersedia di lapangan.
Untuk itu, Dedi mengajak masyarakat untuk terlibat memelihara tanah dengan menerapkan pertanian ramah lingkungan. Tujunnya agar tanah tetap sehat dan menghasilkan pangan yang sehat.
“Tanah yang sehat menghasilkan manusia yang sehat, manusia yang sehat akan menghasilkan bangsa yang hebat,” ungkapnya. (Deni/R4/HR-Online)