Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Pembangunan Taman Keragaman Hayati (Kehati) di Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, yang menelan anggaran sekitar Rp 2 miliar, terus menuai reaksi. Selain karena dianggap salah lokasi, juga gagal dalam perencanaan. Meski begitu, di tahun 2018 ini pembangunannya akan terus dilanjut, bersamaan dengan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) lainnya di lokasi berbeda.
Hal itu ditegaskan Kepala Bidang Pertamanan dan Pengolahan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Kota Banjar, Dedi Sudrajat, kepada Koran HR, saat ditemui Jum’at (27/04/2018).
“Taman Kehati pembangunannya dilanjut tahun ini. Pengerjaan tahun lalu yakni soal fasilitas jalannya, tak mungkin diulang, termasuk anggarannya mana bisa diulang,” katanya.
Lebih lanjut Dedi menjelaskan, kekurangan jenis pekerjaan yang lainnya, seperti jalan yang baru dibangun setengahnya akan diselesaikan pada tahap dua. Selain itu, pekerjaan di tahun 2018 juga akan dibangun sarana kantor serta fasilitas lainnya.
Besaran anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan lanjutan juga sama dengan di tahap pertama, yaitu sekitar Rp 2 miliar, dan proses lelangnya akan dilaksanakan sekitar awal Mei 2018.
Ketika dikonfirmasi lebih lanjut soal Taman Kehati, Dedi enggan memberi komentar lebih jauh. Dia lebih membahas pada pemenuhan RTH lainnya di Kota Banjar, dimana proyek tersebut akan dikerjakan tahun ini, salah satunya Rest Area di perbatasan Batulawang, tepatnya di jalan nasional penghubung Banjar-Ciamis-Pangandaran.
Pembangunan Rest Area Batulawang itu rencananya dikerjakan dua tahun anggaran, atau dimungkinkan selesai tahun 2020, dengan anggaran Rp 5 miliar dari Pemprov Jabar. Di lokasi ini nantinya bakal dilengkapi taman bunga dan air mancur, serta fasilitas penunjang lainnya.
“Untuk pembangunan tahap pertama akan menelan anggaran 2 miliar rupiah. Saat ini konsultan perencanaannya masih menyelesaikan detail kontruksi RTH-nya, dan siap lelang awal Mei 2018,” terang Dedi.
Dia juga mengatakan, karena begitu pentingnya ketersedian dan penyempurnaan RTH di suatu daerah, maka RTH Pusda’I yang lokasinya berada di kawasan Sungai Citanduy, akan menjadi bagian dalam penyempurnaan pembangunannya, termasuk melengkapi fasilitas lainnya yang diperlukan. Anggaran untuk proyek penyempurnaan RTH itu juga sama, yakni sebesar Rp 2 miliar.
Penyempurnaan pembangunan juga akan dilakukan pada RTH di lokasi tugu perbatasan Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari dengan Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, yang sempat dikeluhkan warga setempat, karena dianggap hasil pembangunannya malah mengganggu pengairan area pesawahan.
“RTH tugu batas Waringinsari akan disempurnakan tahun ini dengan anggaran 500 juta rupaih. Satu lagi proyek penataan lingkungan yang akan dikerjakan yaitu, paket kegiatan konservasi alam Curug Cipane di Desa Binangun, Kecamatan Pataruman, berupa pembuatan saluran piva air, parit kecil, serta bak penampungan air,” paparnya.
Dedi menjelaskan, pemanfaatan sumber mata air di curug tersebut untuk kepentingan atas kebutuhan mengairi sawah tadah hujah di daerah setempat hingga ke persawahan di daerah Pamongkoran.
“Proyek dengan anggaran 2 miliar rupiah itu nanti hasilnya tidak akan mubazir, sebab perencanaannya dibuat matang,” tandas Dedi. (Nanks/Koran HR)