Berita Gaya Hidup, (harapanrakyat.com),- Warnanya hitam pekat, di mulut terasa pahit, tapi meninggalkan jejak rasa sitrun di lidah. Itulah rasa kopi Oksibil dari Pegunungan Bintang, Papua. Biji kopi jenis Arabika Typica ini bisa disajikan dengan berbagai metode, baik metode V60, tubruk, atau dicampur susu dan menjadi latte.
Dilansir OkezoneLifeStyle, Minggu (06/05/2018), beberapa waktu lalu kopi Oksibil disajikan di salah satu kafe yang berada di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Bila dibandingkan dengan V60 atau dicampur susu, rasa sitrun yang jadi karakteristik utama kopi Oksibil paling terasa ketika disajikan dengan metode tubruk.
Menurut ahli kopi, Hideo Gunawan, bahwa tipikal rasa yang muncul dari Arabika Typica adalah rasa sitrun, dan dekat kaitannya dengan rasa jeruk, berry, peach atau apricot. Tak jauh dari rasa asam.
Hideo, menilai, biji kopi dari daerah tersebut punya keunggulan dari segi rasa, kandungan gizi, maupun kualitas. Pohon kopi Arabika Typica pada umumnya lebih besar, dan buahnya lebih sedikit dibandingkan pohon kopi varietas lain, seperti yang banyak ditanam di Sumatera.
Ia sendiri diundang Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada bulan Februari lalu, untuk mengajarkan cara penanaman serta teknik pengolahan kopi kepada warga setempat.
Pohon-pohon kopi yang ditanam pada ketinggian sekitar 1.900 mdpl itu memiliki usia produktif yang lebih lama, yakni mencapai 30 tahun. Sedangkan, pohon kopi jenis hibrida hanya sampai 10 tahun.
“Suhu dingin berkisar 15 derajat Celcius, tanah yang subur, serta buah yang lebih sedikit menjadikan zat gizi yang tersimpan dalam biji kopi Oksibil semakin tinggi, dan rasanya pun menjadi lebih enak. Salah satu varietas pohon kopi terbaik yang pernah saya temui di Indonesia ternyata ada di Oksibil,” katanya. (Eva/R3/HR-Online)