Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Pemerintah Kabupaten Pangandaran menyikapi aksi terorisme dengan melakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak sekaligus mempersiapkan pengamanan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan yang berlangsung di Aula Setda Pangandaran pada Jum’at (18/05/2018) tersebut, dihadiri sekitar 300 orang dari berbagai unsur, termasuk Polres Ciamis, Kodim 0613 Ciamis, DPRD Pangandaran, Koramil se Kabupaten Pangandaran, Kades, MUI serta tokoh yang ada di Pangandaran.
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, mengatakan, bahwa Pangandaran merupakan daerah yang cukup beragam, mulai dari budaya, suku, bahasa serta lainnya. Karena hal itu, muncul kekhawatiran adanya teror di tengah-tengah kedamaian yang sampai saat terjalin dengan begitu kuat.
“Saya perintahkan kepada seluruh Kepala Desa untuk mengantisipasi berkembangnya terorisme di wilayah Pangandaran dengan cara memulai kembali program Siskamling dan pendataan tamu yang berkunjung. Minimalnya 1×24 jam wajib lapor,” tegas Jeje.
Sementara itu, Kapolres Ciamis AKBP. Bismo Teguh Prakoso, menyampaikan, dalam menyikapi fenomena saat ini, di wilayah Indonesia sedang banyak kejadian terorisme. Kendati demikian, ia meminta masyarakat untuk tidak panik, khususnya di Kabupaten Pangandaran.
“Masyarakat harus berperan aktif untuk meminimalisir segala bentuk gangguan Kamtibmas dengan cara mengaktifkan kembali sistem ronda dan siskamling, tamu wajib lapor,” kata Bismo Teguh Prakoso.
Ia harap, masyatakat harus peka dengan orang yang dinilai mencurigakan dengan segera melaporkan ke pihak Kepolisian apabila ada yang janggal, serta mendata kembali penghuni kos-kosan maupun kontrakan.
“Dengan adanya soliditas yang kuat dan baik, maka keamanan dan ketentraman akan terjamin. Untuk mencapai itu, perlu semua unsur harus bersatu dan solid. Sebab, keamanan adalah milik bersama, toleransi antar umat beragama harus terjaga dan perbanyak silaturahmi untuk mempererat persaudaraan antar umat beragama,” pungkas Bismo Teguh Prakoso.
Di tempat yang sama, Dandim Ciamis, Letkol Arm. Reza Nur Fatria, menegaskan bahwa kasus terorisme yang sedang berkembang saat ini dilakukan oleh kelompok JAD yang mana berafiliasi dengan ISIS. Ia menegaskan bahwa paham radikal yang mereka lakukan selalu mengaitkan dengan ajaran Islam.
“Kita semua sepakat bahwa tidak ada ajaran Islam yang memperolehkan untuk membunuh. Maka dari itu, kepada para ketua MUI dapat meningkatkan kegiatan dakwah agar mempersempit perekrutan anggota teroris,” ujar Letkol Arm. Reza Nur Fatria. (Mad/R6/HR-Online)