Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Mohamad Fazri Adriana (7), anak dari pasangan suami-istri (pasutri) Dian dan Setiawati, warga Dusun Muktisari, RT 10 RW 04, Desa Bantarsari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, merupakan seorang atlit panjat tebing cilik yang telah berhasil menyabet banyak kejuaraan.
Fazri sapaan akrab sang atlit ini, sekarang masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar Negara (SDN) 1 Bantarsari. Meski tanpa dukungan pemerintah, Fazri didamping sang ibu, akan terus berjuang untuk menggapai cita-citanya menjadi atlit handal dan mengharumkan nama daerah.
Ketika ditemui Koran HR di SDN 1 Bantarsari, Fazri menegaskan akan tetap mengabdikan dirinya menjadi atlet panjat tebing yang handal. Diakui Fazri, harapanya sempat kandas lantaran orang tua tidak punya modal dan pemerintah tidak memberikan untuk mengikuti kompetisi tingkat provinsi.
“Dan itu tidak menyurutkan semangat saya untuk terus berlatih. Hasilnya, sekarang saya berhasil mendapatkan empat medali, yaitu perunggu, perak dan emas. Semua itu saya dapatkan setelah mengikuti beberapa kejuaraan panjat tebing kelas kids. Sedangkan untuk even kejuaraan tingkat provinsi, mau bagaimana lagi, harapan saya untuk itu kandas,” katanya.
Kepala SDN 1 Bantarsari, Hujroh, S.Pd, ketika ditemui Koran HR, Selasa (27/03/2018), mengaku bangga karena salah satu anak didiknya memiliki prestasi. Namun demikian, pihaknya mengaku belum bisa memberikan banyak dukungan kepada Fazri.
“Awalnya saya kaget, ketika itu orangtuanya datang ke sekolah meminta ijin tidak masuk sekolah, karena Fazri mau mengikuti lomba panjat tebing. Kegiatan ini awalnya di luar sepengetahuan sekolah. Kami baru sebatas memberikan dukungan berupa doa dan uang jajan sekedarnya waktu itu,” katanya.
Hujroh berharap, kedepan Fazri bisa mendapatkan dukungan dari pemerintah, termasuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Ciamis untuk terus mencetak prestasi di bidang olahraga panjat tebing.
Bakat Fazri Kelihatan Sejak Balita
Setiawan, kakek Fazri, ketika ditemui Koran HR, Selasa (27/03/2018), mengaku sudah melihat bakat olahraga panjat pada diri cucunya itu. Waktu itu, Fazri masih berusia sekitar tiga tahun.
“Kebiasaan aneh (suka olahraga ekstrim) Fazri sudah terlihat. Saat itu Fazri sering memanjat kusen pintu hingga pepohonan yang ada di halaman rumah. Sejak itu, Fazri seperti tidak mau diam, kadang membuat kami kesal. Namanya orang tua ketika anak kecil memanjat, apalagi memanjat pohon tinggi, kan jadi khawatir,” katanya.
Menurut Setiawan, saat menjalani pendidikan anak usia dini (PAUD), Fazri diajak ibunya ke Taman Kota (Tamkot) Banjar. Disana, Fazri merengek ingin memanjat. Dari saat itulah, Fazri mendapat ijin dari ibunya untuk mengikuti olahraga panjat.
Sementara itu, Setiawati, ibu Fazri, ketika ditemui Koran HR, Selasa (27/03/2018), mengaku tidak putus asa untuk memotivasi dan mendampingi Fazri mengikuti berbagai even kejuaraan olahraga panjat.
“Saya terharu dan bangga, Fazri bisa beprestasi. Saya rela banting-tulang dan bekerja keras mencari uang demi Fazri,” katanya.
Pada kesempatan itu, Setiawati juga berharap Pemerintah Daerah bisa memfasilitasi Fazri untuk mencapai cita-cita menjadi atlet panjat tebing handal yang bisa mengharumkan nama daerah. (Suherman/Koran HR)