Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Sebanyak 100 anak penyu hujau dilepasliarkan Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, di Pantai Barat Batu Hiu Pangandaran. Dalam kunjungannya, Kapolda Jabar juga memberikan bantuan asuransi kepada 1000 nelayan sekaligus penandatanganan deklarasi anti hoaks bersama Pemkab Pangandaran serta ratusan masyarakat, Selasa (10/04/20018).
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kunjungan Kapolda ke Pangandaran. Kedatangannya tersebut dinilai pertanda baik untuk perkembangan Pangandaran yang saat ini terus melakukan penataan.
“Tentunya keamanan dan ketertiban menjadi hal yang paling penting dalam rangka mendukung Pangandaran sebagai tujuan wisata dunia, salah satunya dengan melakukan penataan kawasan, dan relokasi kaki lima,” jelas Jeje dalam sambutan.
Dengan kehadiran Kapolda tersebut, Jeje berharap bisa menjadi motivasi untuk pembangunan Pangandaran. Terlebih dengan adanya aksi sosial tersebut merupakan bentuk dukungan dari Kepolisian terhadap Pangandaran.
Sementara itu, Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, mengatakan, dirinya baru dua kali ke Pangandaran. Di kunjungannya yang kedua ini, dirinya langsung bisa menyaksikan simulasi pertolongan dan penyelamatan korban saat bencana. Selain itu, dalam perhelatan Pilkada kali ini ia harap terjalin komunikasi yang akrab dengan masyarakat demi terciptanya suasana yang aman, tertib dan damai.
Menurutnya, dalam pelaksanaan Pilkada sampai saat ini masih terbilang aman. Pasalnya, dari pasangan calon masih bisa mengendalikan timnya masing-masing, termasuk di Pangadnaran.
“Terkait deklarasi anti hoax ini, kejadian-kejadian yang terjadi di wilayah Jawa Barat berkaitan isu-isu di media sosial cukup tinggi. Pasalnya, pengguna IT juga cukup tinggi. Kalau kita lihat, bangsa Indonesia penduduknya kurang lebih 260 juta. Tapi yang menggunakan handphone lebih dari 350 juta. Itu berarti hampir setiap orang memiliki handphone lebih dari satu dengan berbagai teknologinya yang ada,” jelasnya
Beberapa peristiwa yang berkaitan dengan hoaks di Jawa Barat, kata Agung, di antaranya soal penganiayaan ulama, tokoh masyarakat serta marbot yang terakhir di Kecamatan Pameungpeuk Garut. Dari 21 berita, kata Agung, hanya ada dua yang benar dan benar terjadi.
“Sementara yang 19 berita itu semuanya hoaks alias bohong. Dan kami telah melakukan langkah-langkah penyelidikan dan pemeriksaan, dan sudah diserahkan ke Kejaksaan,” pungkasnya. (Mad/Koran-HR)