Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Dalam peringatan Harlah GP Ansor ke-84, puluhan kader GP Ansor, Banser dan Rijalul Ansor Kota Banjar, menggelar refleksi sejarah GP Ansor dari masa ke masa, serta potong tumpeng yang berlangsung di Gedung PCNU Kota Banjar, Senin (23/04/2018) malam.
Ketua GP Ansor Kota Banjar, Supriyanto, mengatakan, bahwa Ansor mempunyai misi besar untuk senantiasa mengamalkan Aswaja An-Nahdliyah. Hal ini sesuai dengan Ansor yang lahir di Indonesia yang sudah sepatutnya mengawal keberlangsungan NKRI dengan ajaran-ajaran yang sesuai dengan kondisi Negara ini, yakni multikultural.
Ansor yang merupakan organisasi sakral, karena didirikan oleh KH. Wahab Chasbullah, kata Supriyanto, tidak diragukan lagi kesetiannya dalam mempertahankan kedaulatan negeri ini. Sebab, sejak awal berdiri Ansor menjadi garda terdepan untuk mempertahankan keutuhan NKRI dari berbagai kelompok tertentu yang berusaha memecahbelah Indonesia.
“Jadi apapun kondisinya, siapapun kelompok maupun orangnya yang mau macam-macam dengan keutuhan NKRI ini, Ansor pasti di depan. Dan itu sudah terbukti secara sejarah sampai saat ini kita masih bertahan serta komitmen dengan bangsa ini,” tegas Supri.
Khusus di Kota Banjar, Supri melanjutkan, keberadaan kader Ansor, Banser maupun Rijalul Ansor sangat penting keberadaannya, apalagi bila peningkatan SDM di berbagai bidang seperti pertanian, perdagangan maupun yang lainnya dapat menjadi pemicu meningkatnya sektor ekonomi di Kota Banjar. Maka dari itu, ia menekankan semua kader untuk berdaya di segala bidang.
“Ini sudah menjadi kewajiban organisasi untuk mengarahkan kader-kadernya. Terlebih ini erat kaitannya dengan kepentingan kader itu sendiri maupun secara umum untuk daerah. Sekali lagi, kader Ansor harus bisa berdaya di segala segmen,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Komandan Satkorcab Banser Kota Banjar, Ahmad Mujahid, juga mengatakan hal senada. Menurutnya, keberadaan kader muda NU tersebut sangat penting sekali di masa yang akan datang. Pasalnya, mereka akan menjadi pengganti para ulama yang saat ini ada dan harus dipersiapkan sejak dini.
“Dengan tantangan seperti itu, kita harus terus terpacu memperbaiki apa yang menjadi kekurangan kita, baik secara pribadi maupun organiasi. Maka dari itu, kekompakan sangat perlu demi terwujudnya kader yang saling mengisi satu sama lain dan ini akan berdampak besar terhadap NU yang akan datang,” terangnya. (Muhafid/Koran HR)