Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Kuda merupakan lambang kekuatan dan kejantanan. Maka tidaklah heran jika kuda sering dipakai sebagai logo obat kuat atau obat kejantanan bagi kaum pria. Bahkan, ada pula mitos yang mengatakan, jika seorang pria memakan daging kuda, maka kekuatan ototnya akan bertambah, sehingga ia akan terlihat lebih fresh dan kuat daya tahan tubuhnya.
Daging kuda pun dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti lesu, pegal linu, sesak nafas, asma, eksim, jerawat, gatal-gatal, flek di paru-paru, epilepsy, stres, dan menambah vitalitas seksual, terutama kejantanan kaum pria. Maka tak heran, banyak orang sengaja mencari sate daging kuda.
Bagi warga Kota Banjar, kini tak perlu jauh-jauh mencari sate daging kuda ke daerah lain, karena sekarang sudah ada di Kota Banjar, yakni Sate Kuda ‘Pa Lili’ yang terletak di Jalan Husein Kartasasmita. Meski baru berdiri beberapa minggu yang lalu, namun warung sate ini selalu diserbu pembeli.
Pemilik warung Sate Kuda ‘Pa Lili,’ Entin (44), warga Cikabuyutan Timur, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, mengaku dirinya tertarik berjualan sate kuda setelah melihat banyak manfaatnya untuk kesehatan. Ia pun menjelaskan, bahwa warung sate kuda ini merupakan cabang dari warung sate ‘Pa Lili’ di Bandung.
“Yang beli kebanyakan kaum lelaki, mungkin mereka ingin kuat seperti kuda. Terkadang mereka rela mengantri,” ujar Entin, yang juga sebagai istri Pa Lili, saat ditemui Koran HR, Selasa (17/04/2018).
Dia juga mengatakan, daging kuda didatangkan langsung dari Bandung. Dalam berjualan, Entin mengaku mendapatkan omzet hingga Rp.300-Rp.400 ribu per 6 jam. Harga untuk satu porsi sate daging kuda dibandrol Rp.25 ribu. Sehari bisa menghabiskan 2 sampai 3 kilogram daging kuda, dan warungnya ini mulai buka dari jam 3 sore.
Menurut Entin, daging kuda yang digunakan untuk sate tidak bisa sembarangan, harus daging bagian dalam. Karena, bagian tersebut merupakan bagian terempuk dari keseluruhan daging kuda.
Selain sate daging kuda, Entin juga menyediakan sate daging ayam dan sapi. Bahkan, rencananya ia pun akan membuat gulai dan gepuk dari daging kuda jika usaha yang dijalaninya itu laris terus.
“Membuka warung sate kuda ini khusus untuk pengobatan. Saya menyarankan supaya pembeli atau pengunjung yang kena penyakit diabetes atau masuk angin akut, sebaiknya menyantap daging kuda minimal sebulan dua kali,” kata Entin.
Salah seorang pembeli, Dayat Hidayat (49), mengatakan, dirinya sudah berlangganan sate kuda saat ia masih bekerja di Yogyakarta. Ia mengaku setelah menyantap daging kuda, badannya terasa segar dan berstamina.
“Kebetulan sekarang di Banjar ada, sehingga saya tidak perlu jauh-jauh ke pergi Yogyakarta,” ujar Dayat.
Hal serupa dikatakan Ade Niswan (50), warga Banjar lainnya yang mengaku dirinya berlangganan sate kuda untuk menyembuhkan sakit asma yang ia derita. Setelah rutin mengkonsumsi sate daging kuda, lambat laun sakit asma yang dideritanya pun mulai membaik.
“Dulu waktu di Bandung saya rutin makan sate kuda, sehingga penyakit asma saya mulai turun. Nah, sekarang di Banjar kebetulan ada, jadi saya kini sering membelinya di sini,” kata Ade. (Hermanto/Koran HR)